PT Solid Berjangka Makassar – Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing pada perdagangan Rabu ini (11/9/2019) banyak melego saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hingga Rp 5,71 miliar di pasar reguler. Dengan catatan aksi jual ini, maka net sell asing dalam sebulan terakhir sudah mencapai Rp 126 miliar di pasar reguler. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, kendati asing banyak keluar, tapi aksi beli masih dilakukan investor domestik sehingga membuat saham PTBA naik pada penutupan hari ini yakni 1,51% di level Rp 2.690/saham. Sejak awal tahun hingga saat ini (year to date), saham PTBA minus 37%, sementara pada periode ini asing sudah keluar hingga Rp 1,50 triliun di pasar reguler. Belum ada informasi aksi korporasi PTBA sejauh ini. Namun dalam keterbukaan informasi yang disampaikan di BEI pada 9 September lalu, manajemen emiten batu bara ini menyatakan tidak akan melakukan aktivitas eksplorasi untuk penambahan sumber daya di luar area yang telah memperoleh izin eksploitasi. Ketiadaan aktivitas ini berlaku sampai dengan 6 bulan ke depan. "Perihal penyampaian laporan bulanan aktivitas eksplorasi emiten pertambangan non-oil dan gas, dengan ini kami menyatakan bahwa sampan dengan 6 bulan ke depan yakni sampai dengan Maret 2020 perseroan tidak melakukan aktivitas eksplorasi," kata Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman, dalam keterbukaan informasi. Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, beberapa IUP (izin usaha pertambangan) eksploitasi yakni di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, IUP Ombilin, Sumatra Barat, Peranap (Riau), dan di Kalimantan Timur (eksploitasi dan produksi). Sepanjang semester I-2019, PTBA mencatat kenaikan produksi batu bara sebesar 14,11% menjadi 12,79 juta metrik ton batu bara, meningkat 14,11% dari periode semester pertama tahun lalu. Tahun ini, PTBA ini membidik target produksi batu bara 27,26 juta ton, naik 3% dari realisasi tahun lalu. Sementara itu, volume penjualan hingga semester I-2019 mencapai 13,40 juta ton meningkat 9,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Suherman mengungkapkan, pada tahun ini, perseroan menargetkan, penjualan batu bara pada tahun ini mencapai 28,38 juta ton. "Kapasitas angkutan di semester pertama 11,71 juta ton, naik 5,47% dari tahun sebelumnya 11,1 juta," kata Suherman dalam gelaran Public Expose Live di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Hingga triwulan pertama, laba bersih PTBA tercatat anjlok 21% menjadi Rp 1,14 triliun. Pendapatan Bukit Asam juga tercatat mengalami penurunan 7,1% menjadi Rp 5,34 triliun. Menyiasati hal tersebut, Bukit Asam akan menerapkan strategi secara selective mining, mengoptimalkan produksi batu bara dengan stripping ratio yang rendah serta jarak angkut yang dekat. "Dengan demikian cost dapat ditekan, akhirnya laba dijaga di kisaran yang kita rencanakan," pungkasnya.
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|