PT SOLID GOLD BERJANGKA | 20 SENIMAN IKUTI RESIDENSI DI JAKARTA CONTEMPORARY CERAMICS BIENNALE KE-48/12/2016 SOLID GOLD BERJANGKA – Gelaran internasional Jakarta Contemporary Ceramics Biennale (JCCB) ke-4 baru saja diresmikan semalam. Sebelum pameran dua tahunan ini dibuka di Galeri Nasional Indonesia, ada 20 seniman yang mengikuti program residensi (menetap dan berkarya) di berbagai tempat di Jawa dan Bali.
“JCCB membuat perubahan dengan program residensi yang ekstensif. Ada 20 seniman yang ikut serta, setiap studio seni di Indonesia juga berpartisipasi di JCCB 4, kampus-kampus seni juga ikut kerja sama,” ujar penggagas acara, Rifky Effendy, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (7/12/2016). Para seniman yang mengikuti residensi adalah Angie Seah (Singapura), Arya Pandjalu (Indonesia), Awangko Hamdan (Malaysia), Danijela Pivašević-Tenner (Serbia/Jerman), Eddie Hara (Indonesia/Swiss), Elodie Alexandre (Perancis/India), He Wenjue (China), Joris Link (Belanda), Jose Luis Singson (Filipina), Joseph Hopkinson (Wales/Inggris), Kawayan De Guia (Filipina), Ljubica Jocic Kneževic (Serbia), Maria Volokhova (Ukraina/Jerman), Nao Matsunaga (Jepang/Inggris), Pei-Hsuan Wang (Taiwan), Richard Streitmatter-Tran (Vietnam), Ryota Shioya (Jepang), Soe Yu Nwe (Myanmar), Thomas Quayle (Australia), dan Uji ‘Hahan’ Handoko (Indonesia) Kurator JCCB Nurdian Ichsan mengatakan, residensi ini baru pertama kalinya ada di pameran keramik terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Di edisi sebelumnya, penyelenggara sama sekali tidak menggelar residensi. “Bahkan di penyelengaraan biennale keramik di dunia seperti Jepang yang tertua di Asia, di Korea, Taiwan, dan juga Italia sama sekali tidak ada program residensi,” ujar pria yang akrab disapa Sasan itu. Tempat residensi berlangsung di kota Bandung yakni FSRD-ITB, ISBI, Kandura-Studio, Ahadiat Joedawinata Studio, dan SMKN 14 (SMSR). Kedua, kota Majalengka di Jatiwangi Art Factory (JAF). Yogyakarta di Timboel Rahardjo Studio-Kasongan dan ArsKala Principle Studio. Semarang di Sango Ceramics. Serta, Bali di Jenggala Ceramics, Agung Ivan Studio, dan Tanteri Ceramics. Para seniman yang melewati jalur undangan dan open call, terlebih dahulu mengirimkan proposal karya pada penyelenggara. Nama-nama yang berhasil diseleksi tidak harus memiliki latar belakang pendidikan keramik, tapi pernah bersinggungan dengan tanah liat dalam berkarya. “Mayoritas seniman yang ikut residensi banyak kok yang bukan seorang keramikus. Seperti dari Indonesia ada Arya Pandjalu, Eddi Prabandono, Eddie Hara, dan banyak lagi dari seniman luar negeri. Intinya mereka yang residensi tertarik menggunakan medium tanah liat,” pungkas Sasan. Pameran Jakarta Contemporary Ceramics Biennale ke-4 terbuka untuk umum hingga 22 Januari 2017 di Gedung A, B, C Galeri Nasional Indonesia. Baca juga : Solid Gold Berjangka
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|