SOLID GOLD BERJANGKA – Laju inflasi di 2016 lalu tercatat 3,02%. Ini merupakan laju inflasi terendah sejak 2010 lalu. Ada setidaknya 4 faktor kunci yang membuat inflasi di 2016 jinak.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan faktor pertama adalah baiknya koordinasi kebijakan yang dilakukan BI dan pemerintah. BI selaku pemegang otoritas moneter, berhasil menjaga inflasi dengan pengendalian suku bunga acuan yang terjaga sepanjang tahun. Bahkan suku bunga acuan bisa turun hingga 1,5%. Dari sisi pemerintah, berhasil menjaga harga pangan yang terkendali dengan sejumlah pemantauan pada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Meski ada sejumlah bahan pangan yang harganya cukup bergejolak, seperti cabai dan bawang merah, karena hama dan panen yang kurang. “Secara keseluruhan, koordinasi yang baik mengendalikan harga pangan terkendali,” kata Perry, saat ditemui di Gedung BI, Jakarta, Jumat (6/1/2017). Faktor kedua adalah kapasitas produksi nasional yang mencukupi dan mampu memenuhi permintaan masyarakat. Hasilnya, harga-harga bisa terjaga. Faktor ketiga adalah dampak dari harga komoditas internasional maupun pengendalian stabilitas dari nilai tukar rupiah. Meski sejumlah harga komoditas naik pada 2016, tapi karena nilai tukar rupiah yang terkendali, maka harga barang impor terjaga. “Dengan kata lain, harga-harga barang impor relatif terkendali,” ungkapnya. Faktor keempat adalah ekspektasi inflasi yang terjaga. Pemerintah dan BI mampu meyakinkan masyarakat bahwa inflasi ke depan akan terkendali. Ekspektasi ini penting, sehingga pelaku usaha tidak menaikkan harga barangnya. “Masyarakat mempercayai bahwa inflasi akan tetap terkendali selama ini,” jelasnya. “Harapannya, kalau harga pangan terus tetap terkendali rendah, kalau bisa deflasi, dampak dari inflasi akan terus terkendali,” pungkasnya. Baca Juga : Solid Gold
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|