SOLID BERJANGKA - Harga minyak AS turun lebih dari 1% pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), merosot dari level tertinggi dua tahun, akibat prospek pasokan yang lebih tinggi dari rencana pemulihan kembali jalur pipa minyak mentah Keystone.Ditambah lagi kekhawatiran atas ketidakpastian mengenai tekad Rusia untuk bergabung dalam memperpanjang pemotongan produksi, menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu ini.
TransCanada Corp mengatakan akan mulai kembali mengoperasikan jaringan pipa minyak mentah Keystone dengan tekanan rendah, setelah mendapat persetujuan dari regulator Amerika Serikat. TransCanada yang berbasis di Calgary menutup jaringan pipa 590.000 barel per hari, salah satu rute ekspor minyak mentah utama Kanada ke Amerika Serikat, pada 16 November setelah 5.000 barel minyak bocor di South Dakota. Keystone membawa minyak mentah dari ladang-ladang minyak Alberta ke kilang-kilang minyak AS. Patokan global, kontrak berjangka minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari berakhir turun hanya dua sen menjadi USD63,84 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Janurai, menetap 84 sen atau 1,4% lebih rendah pada USD58,11 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada Jumat (24/11), minyak mentah AS menyentuh USD59,05 per barel, terkuat sejak pertengahan 2015, setelah kebocoran pipa minyak Keystone. Harga minyak telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, karena penurunan produksi oleh OPEC, Rusia dan produsen lainnya. Namun, harga yang lebih tinggi itu telah mendorong produksi yang lebih besar di antara produsen-produsen AS. OPEC dan sekutunya memotong produksi sebesar 1,8 juta barel per hari pada Januari dan telah sepakat untuk menahan produksi sampai Maret. OPEC akan bertemu pada Kamis (30/11) untuk membahas kebijakan dan sebagian besar analis memperkirakan kesepakatan pemotongan produksi tersebut akan diperpanjang. Pada Jumat (24/11), Rusia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mendukung perpanjangan kesepakatan pemotongan produksi. Namun, Rusia belum memberikan garis waktu, dan pada Senin (27/11) ada tanda-tanda Rusia mungkin merasa sulit untuk mematuhinya. Produksi minyak dari proyek Sakhalin-1 Rusia diperkirakan meningkat sekitar seperempat menjadi 250.000-260.000 barel per hari (bpd) mulai Januari, sumber dengan pengetahuan tentang rencana tersebut mengatakan. "Ini adalah ruang permainan OPEC yang kita semua mainkan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, "Rusia yang diam tentang niat mereka tentang kesepakatan OPEC sedikit mengganggu." Pasar minyak akan berimbang kembali paling cepat setelah Juni 2018, sebuah panel kerja OPEC menyimpulkan pekan lalu, kata sumber-sumber OPEC pada Senin (27/11), menandakan perlunya untuk memperpanjang produksi yang ada hingga tahun depan. BACA JUGA : SOLID BERJANGKA
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|