0 Comments
PT SOLID GOLD BERJANGKA |PM Abe Soal Rudal Korut: Ini Ancaman yang Belum Terjadi Sebelumnya29/8/2017 PT SOLID GOLD BERJANGKA - Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan sebuah rudal balistik yang melintasi wilayah udara Jepang dan jatuh di Samudra Pasifik di lepas pantai Pulau Hokkaido. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe yang geram meminta digelarnya sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas peluncuran rudal tersebut.
PM Abe menyebut peluncuran rudal Korut sebagai ancaman "serius, besar dan belum pernah terjadi sebelumnya." PM Abe pun bertekad akan meningkatkan tekanan terhadap negeri komunis tersebut. "Tindakan keterlaluan mereka yang menembakkan sebuah rudal di atas negara kami adalah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, ancaman serius dan besar dan sangat merusak perdamaian dan keamanan regional," ujar Abe kepada para wartawan di Tokyo seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/8/2017). "Kita telah memprotes kepada Korea Utara," imbuhnya. PM Abe pun telah meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat untuk membahas tindakan Korut tersebut. Dikatakannya, pemerintah Jepang yang bekerja sama dengan komunitas internasional, akan mendesak adanya peningkatan tekanan terhadap Korut. Sebelumnya, militer Korea Selatan menyatakan bahwa sebuah rudal ditembakkan dari kawasan Sunan, di dekat ibu kota Pyongyang, sebelum pukul 06.00 pagi, Selasa (29/8) waktu setempat. "Korea Selatan dan Amerika Serikat bergabung untuk menganalisis rinciannya," demikian tertulis dalam pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan. Departemen Pertahanan Amerika Serikat juga telah mengkonfirmasi penembakan rudal yang melintasi wilayah udara Jepang dan sedang mengkajinya lebih lanjut. Penembakan rudal ini dilakukan menyusul tiga uji coba rudal jarak pendek Korea Utara pada Sabtu (26/8), yang ditembakkan ke lepas pantai timurnya. Pada tahun 2009, sebuah roket Korut juga melintasi Jepang, dan dikecam oleh pemerintah Tokyo. Saat itu Korut menyatakan tengah meluncurkan satelit telekomunikasi namun AS, Korsel dan Jepang yakin Pyongyang sedang melakukan uji coba rudal antarbenua, ICBM. baca juga artikel keren & dTerupdate kami lainnya di : Sgoldberjangka.com blogspot.com Wordpress.com Weebly.com Blogdetik.com Strikingly.com Wixsite.com Jigsy.com Spruz.com Bravesite.com PT SOLID GOLD BERJANGKA – Serangan hiu terhadap manusia di Australia terus meningkat. Solusi drone dan teknologi artificial intelilgence (AI) pun dikerahkan untuk menangkalnya.
Sejumlah penjaga memang telah ditempakan di area pantai. Namun kemampuan mata manusia dirasa masih kurang maksimal untuk melihat hiu di dalam air. Ini diperkuat dari hasil studi yang menunjukan mata manusia hanya punya akurasi 20-30%. Sehingga tidak terlalu membantu para perenang agar terhindar dari serang hiu. Menyadari itu, University of Technology Sydney’s School of Software menggandeng perusahaan bernama Little Ripper Group mengembangkan proyek pendeteksi ikan hiu. Hasilnya berupa solusi drone Little Ripper. Drone Little Ripper akan terbang memantau area sekitar pantai. Ketika ada tanda-tanda keberadaan hiu, drone akan men-capture dan mengirim gambar ke AI untuk diidentifikasi. Jika sesuai, drone akan mengeluarkan peringatan lewat megafon. Drone Little Ripper akan mulai beraksi bulan depan. Kendati demikian peneliti University of Technology Sydney’s School of Software terus mengembangkan solusi tersebut. Mereka ingin kemampuan drone akan lebih ditingkatkan. Saat ini tengah diupayakan drone tersebut dapat mengeluarkan rakit pertolongan jika dibutuhkan. Selain itu kini tengah dapat membawa alat pengusir elektronik ketika hiu muncul di dekat perairan pantai. Meski solusi drone ini diklaim 90% lebih baik ketimbang kemampuan manusia dalam mendeteksi hiu. Pihak University of Technology Sydney’s School of Software tegas mengatakan adanya teknologi ini bukan untuk mengganti peran manusia sepenuhnya. Bagaimana pun peran manusia masih sangat penting di sini. “Ini bukan tentang mengganti manusia secara bersama-sama, ini tentang membantu manusia menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang lebih baik dengan lebih akurat,” kata Dr Nabin Sharma, peneliti dari University of Technology Sydney’s School of Software seperti dilansir dari Reuters. baca juga : pt solid gold berjangka PT SOLID GOLD BERJANGKA |Mansa Musa, Orang Terkaya dalam Sejarah yang Mencari Penebusan Dosa23/8/2017 PT SOLID GOLD BERJANGKA |Kisah Merpati Megan di Tanah Suci yang Dipercaya Peliharaan Aisyah18/8/2017 PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Bagi yang sudah pergi ke Tanah Suci, tentu tidak asing dengan merpati-merpati di sekitar Masjidil Haram Mekah maupun Masjid Nabawi Madinah.
Jumlah burung tersebut ribuan dan hidup bebas. Sebagian percaya burung-burung tersebut merupakan keturunan peliharaan Siti Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW. Dari sisi fisik, merpati Aisyah tidak berbeda dengan burung pada umumnya. Warnanya biru laut cenderung gelap. Penggemar burung menyebutnya warna megan. Merpati Aisyah biasa beterbangan di tanah lapang beraspal arah pintu 21 atau Pintu Raja Fahd. Juga ada di pemakaman baqi yang berada di sebelah timur Masjid Nabawi. Bisa jadi merpati di kedua tempat ini burung yang sama. Mereka muncul hampir bersamaan dengan aktivitas ibadah jemaah. Saat jemaah keluar dari masjid dari Pintu King Fahd, merpati Aisyah satu komando beterbangan dari atap hotel-hotel mewah dan turun ke trotoar lapang. Mereka seolah paham bahwa jemaah akan melemparkan makanan. Benar saja, beberapa jemaah membeli biji-bijian dari beberapa anak kecil penjual makanan burung, kemudian menaburkan ke trotoar. Karena sudah biasa dengan manusia, merpati Aisyah tak terlalu khawatir bakal ditangkap atau disakiti oleh jemaah. Kalau sekadar di-gusah atau diusir, tidak masalah. Cukup beringsut sedikit, maka jemaah tak bakal mengejar. Dalam Islam, ada keyakinan tidak boleh menyakiti hewan di Tanah Suci. Apalagi hewan yang dipercaya berkaitan dengan Nabi Muhammad seperti merpati Aisyah. Bahkan kalau bisa harus menyayangi. Karena itulah, merpati Aisyah berkembang biak. Jumlahnya di sekitar Masjid Nabawi nyaris tak terhitung. Jika benar merpati tersebut keturunan peliharaan Aisyah, maka yang ada saat ini adalah generasi kesekian. Sebab, Aisyah hidup di abad ke-7 dan umur hidup merpati hanya 10-20 tahun. Benarkah merpati itu sudah ada sejak lama? Sulit mencari sosok yang tepat menjawabnya. Salah seorang jemaah haji Indonesia yang berhaji pada tahun 1975 atau 42 tahun silam memberikan sedikit gambaran. "Pas saya haji, itu (merpati) sudah ada. Sudah banyak," tutur jemaah haji asal Tuban Jawa Timur, Jamkasiani, di Masjid Nabawi beberapa waktu lalu. "Dulu Nabawi tidak sebesar sekarang, bingung saya," sambung Jamkasiani yang lupa jalan pulang ke hotel usai salat Subuh di Masjid Nabawi. Merpati serupa juga ada di masjid-masjid era Nabi Muhammad SAW seperti Quba dan Qiblatain. Tapi kemungkinan burung tersebut berbeda dengan merpati di sekitar Masjid Nabawi karena jarak antar masjid cukup jauh. Belum ada penelitian untuk menguji apakah benar merpati-merpati megan tersebut keturunan peliharaan Aisyah. Sepertinya memang tidak perlu diteliti. Yang utama bukan pada asal-usul, melainkan merpati-merpati tersebut mampu memberi nuansa alami di tengah 'belantara beton' Kota Madinah, cuaca panas, penjual kurma, dan kesibukan jemaah. baca juga : solid gold |
OFFICIAL WEBSITE
|