0 Comments
SOLID GOLD BERJANGKA | Alasan Pidato Soeharto Tak Pakai Kalimat ‘Mengundurkan Diri’ saat Lengser17/10/2018 SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR – Masih soal Presiden RI ke-2, Soeharto. Soeharto sangat berhati-hati dalam mencari kata yang tepat untuk menyusun pidato pengunduran dirinya sebagai presiden.
Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan diri mundur dari kursi presiden setelah 32 tahun mendudukinya. Pidato pengunduran diri Soeharto dibacakan di Istana Merdeka sekitar pukul 09.00 WIB. Dalam pidatonya, Soeharto mengakui bahwa langkah ini dia ambil setelah melihat “perkembangan situasi nasional” saat itu. Tuntutan rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang, terutama permintaan pergantian kepemimpinan nasional, menjadi alasan utama mundurnya Soeharto. BACA JUGA :Solidgold | Waspadai Penipuan Berkedok Rekrutmen Karyawan Angkasa Pura II “Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, kamis 21 Mei 1998,” ujar Soeharto, dilansir dari buku Detik-detik yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006) yang ditulis Bacharuddin Jusuf Habibie. Jika diperhatikan, Soeharto menggunakan kata ‘berhenti’ dalam pidato pengunduran dirinya itu. Ternyata, ada cerita dibalik dipilihnya kata itu oleh Soeharto Dalam tulisan yang diunggah website pribadinya, Soeharto menceritakan momen saat Soeharto menyusun pidato pengunduran dirinya: Pada malam itu, dari ruang duduk keluarga, setelah bapak (Soeharto,red) memberi tahu kami tentang keputusan beliau untuk tidak meneruskan jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, dan setelah memberi nasehat pada kami, bapak berdiri menuju ruang kantorannya yang tidak jauh dari ruang duduk, sambil memanggil saya (Mbak Tutut,red). BACA JUGA :Solidberjangka | Memahami Modus Operandi Dan Cara Kerja Penipuan Kemudian bapak memerintahkan saya untuk mengambil buku UUD 45 di lemari buku bapak. “Untuk apa tho pak Buku UUD 45 ini,” Saya bertanya sambil menyerahkan buku tersebut. “Bapak mau mencari kata berhenti menjadi Presiden, bapak tidak mau kata mengundurkan diri,” bapak menjawab sambil mulai membuka dan membacanya. “Apa bedanya mengundurkan diri dan berhenti pak,” penasaran saya bertanya. “Beda, kalau mengundurkan diri, bapak belum selesai tugasnya sudah mundur, berarti bapak tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan ke bapak. Kalau berhenti, masih dalam jabatan dan masih siap menyelesaikan tugasnya, tapi karena dipaksa untuk tidak melanjutkan jabatannya, jadi berhenti, bukan kemauan bapak sendiri.” BACA JUGA :PT Solidberjangka | Kenali Ciri – Cirinya Penipuan Investasi “Lalu apa hubungannya dengan buku UUD 45 pak,” saya bertanya masih penasaran. “Bapak akan mencari apakah kata-kata berhenti itu ada di UUD 45 dalam kaitannya dengan Kepresidenan. Bapak ingin semua didukung oleh undang-undang.” Bapak menjelaskan dengan sabar dengan tetap membaca buku UUD 45, tiba tiba beliau berkata : “Nah ini ada kata kata berhenti. Coba kamu baca BAB III, Pasal 8.” Saya baca bagian tersebut, dan disitu tertulis dengan jelas kata yang bapak kehendaki. BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pasal 8 Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya. “Iya pak, betul ada kata berhenti,” Sayapun mengiyakan pendapat bapak. Lalu bapak memerintah saya untuk mengambil kertas dan bolpoint. Bapak meminta saya untuk menulis yang bapak katakan. Saya tidak berani bertanya lagi karena bapak kelihatan serius. Saya tulis apa yang bapak katakan. Berdebar jantung saya, dan bergetar tangan ini menulisnya, ternyata bapak membuat pidato berhentinya bapak dari jabatan Presiden R I. BACA JUGA :Solidgold Berjangka | Pengandaan Uang Berujung Penipuan Sambil menulis, tak henti-henti saya berdoa : “Yaa ALLAH, lindungi bapakku, kasihi bapakku, cintailah bapakku, berilah selalu petunjuk MU, yang terbaik kiranya ENGKAU berikan pada bapakku, aamiin.” Akhirnya selesai bapak berucap. Setelah ada pembetulan beberapa kalimat, bapak membaca nya dan mengatakan : “Wis cukup.” Lalu bapak kantongin kertasnya. Dan sebagian besar yang bapak ucapkan, sesuai dengan pidato berhentinya beliau. “Bapak … kami bangga pada bapak, disaat masyarakat menghujat bapak dengan sangat kejamnya, bapak tetap mempertahankan semua tindakan bapak berdasarkan undang-undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan perlakuan apapun yang bapak terima, bapak tetap mencintai bangsa, Negara dan masyarakat Indonesia sampai akhir hayat bapak.” *** Dengan pidato pengunduran diri ini, Soeharto menyerahkan kekuasaan kepresidenan kepada Wakil Presiden BJ Habibie. “Sesuai dengan Pasal 8 UUD ’45, maka Wakil Presiden Republik Indonesia Prof H BJ Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden Mandataris MPR 1998-2003,” ucap Soeharto Gerakan reformasi merupakan penyebab utama yang menjatuhkan Soeharto dari kekuasaannya. Aksi demonstrasi ini mulai terjadi sejak Soeharto menyatakan bersedia untuk dipilih kembali sebagai presiden setelah Golkar memenangkan Pemilu 1997. Timbul serangkaian peristiwa hilangnya aktivis demokrasi dan mahasiswa yang dianggap melawan pemerintahan Soeharto. Sejak saat itu, perlawanan terhadap Soeharto semakin terlihat. BACA JUGA :PT Solidgold Berjangka | Penipuan Modus Umroh Aksi mahasiswa yang semula dilakukan di dalam kampus, kemudian dilakukan di luar kampus pada Maret 1998. Mahasiswa semakin berani berdemonstrasi setelah Soeharto terpilih sebagai presiden untuk periode ketujuh dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998. Jika awalnya mahasiswa menuntut perbaikan ekonomi, setelah Soeharto terpilih tuntutan pun berubah menjadi pergantian kepemimpinan nasional. Sayangnya, kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dalam mengatasi aksi mahasiswa mengubah aksi damai menjadi tragedi. Dilansir dari dokumentasi Kompas, aksi mahasiswa di Yogyakarta yang ditangani secara represif oleh aparat keamanan pada 8 Mei 1998 menyebabkan tewasnya Moses Gatutkaca. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma itu meninggal akibat pukulan benda tumpul. Tragedi kembali terjadi saat aparat mengatasi demonstrasi mahasiswa dengan kekerasan pada 12 Mei 1998. Empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas akibat ditembak peluru tajam milik aparat keamanan. SOLID BERJANGKA MAKASSAR – Paul Allen yang mendirikan Microsoft bersama Bill Gates, meninggal dunia pada usia 65 tahun karena komplikasi penyakit kanker Limfoma non-Hodgkin.
BACA JUGA :Legalitas PT Solidgold Berjangka Allen pertama kali bertemu dengan Bill Gates pada tahun 1968 ketika menempuh masa SMA di Lakeside School di Seattle. Sama-sama jenius dan gila komputer, mereka pun jadi sobat akrab. BACA JUGA :Visi Dan Misi Solidgold Berjangka Pada tahun 1975, Allen bersama Gates mengembangkan software BASIC untuk komputer desktop Altair 8800. Tak cuma itu, keduanya sepakat mendirikan perusahaan yang menjadi cikal bakal Microsoft. Sempat berteman akrab, Allen dan Gates di masa-masa awal berdirinya Microsoft jadi banyak bertengkar. Hingga akhirnya Allen meninggalkan Microsoft pada tahun 1983. Hubungan mereka membaik beberapa tahun belakangan. BACA JUGA :Profil Perusahaan PT Solidberjangka Masih memegang saham Microsoft, Allen termasuk orang paling banyak hartanya di dunia. Forbes mengestimasi kekayaannya di kisaran USD 21,7 miliar pada bulan ini. BACA JUGA :Fasilitas Layanan Solidberjangka Di awal Oktober ini, Allen mengungkap bahwa dia kembali dirawat karena kanker yang dulu pernah pula dideritanya pada tahun 2009. Kini, dia telah menghembuskan napas terakhir. BACA JUGA :Alasan Anda memilih Kami Solidgold “Meski kebanyakan orang mengenal Paul sebagai pakar teknologi dan dermawan, bagi kami dia adalah saudara dan paman yang sangat dicintai, serta teman yang luar biasa,” sebut saudari kandung Applen. SOLID GOLD MAKASSAR - Ballo (Bahasa Makassar, dalam Bahasa Bugis disebut Tua’) adalah cairan yang diperoleh dari pohon Lontar melalui proses penyadapan.
Minuman ini sudah dikenal sejak zaman I La Galigo, jauh sebelum Kerajaan Gowa, Kerajaan Bone, dan kerajaan lainnya di Sulawesi muncul. BACA JUGA : Legalitas PT Solidgold Berjangka Belum diperoleh kesepakatan oleh ahli sejarah, kapan orang Bugis-Makassar-Mandar-dan Toraja mulai mengenal ballo’. Dalam berbagai literatur tentang cerita tradisi Bugis-Makassar, ballo’ menjadi sajian pelengkap kaum bangsawan menyambut tetamu. Ia kerap ditandemkan dengan daun Sirih. BACA JUGA : Visi Dan Misi Solidgold Berjangka Ballo’ atau Tua’ dikenal di seluruh wilayah Sulsel, hingga pelosok desa. Di mana ada Pohon Lontar berdiri, berarti di situ berpotensi besar menghasilkan ballo atau tua'. Ballo’ Te’ne’ dijajakan di Jeneponto, di sepanjang Jl Poros Makassar-Jeneponto. Awalnya ballo te'ne ini dijajakan dalam botol bekas air mineral. BACA JUGA : Profil Perusahaan PT Solidberjangka Lalu, sekitar tahun 2008, aktivis asal Jeneponto mendirikan Paguyuban Lontara Sakti yang menghimpun“pengusaha” dan “produsen” ballo di butta turaatea. Lewat Paguyuban Lontara Sakti ini, Mukhtar memprakarsai hadirnya ballo dalam kemasan khusus, . Mukhtar Tompo yang juga anggota DPRD Sulsel Periode 2009-2014 dan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini, bekerja sama dengan sejumlah intansi untuk memberdayakan petani penghasil ballo. BACA JUGA : Fasilitas Layanan Solidberjangka Proses Penyadapan Pohon Lontar bisa disadap untuk menghasilkan ballo’ setiap saat. Pangkal cikal bakal buah (bunga) Lontar dipotong. Lalu batang bambu sepanjang sekitar 30 centimeter diikatkan di bawah potong pangkal tandan. Nah, cairan yang keluar dari tandan itulah yang ditampung di tabung bambu. Jika cairan itu tidak dicampurkan dengan bahan apapun, ia akan tetap manis dan menjadi ballo te'ne atau tua' cenning. BACA JUGA : Alasan Anda memilih Kami Solidgold Untuk menghasilkan ballo' Kaccih atau Tua’ Pai’ (yang pahit), dicampurkan getah pohon lainnya. Biasanya dimasukkan potongan batang pohon duwet, dalam Bahasa Bugis-Makassar disebut “Coppeng” atau “Caloppeng”, beberapa centimeter untuk menghasilan ballo' Kaccih. SOLID BERJANGKA MAKASSAR – Manajemen Solid Gold Berjangka menggelar donor darah peduli gempa dan tsunami untuk warga Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Donor darah dilakukan, Sabtu (06/10) di Kantornya, Jalan Ratulangi.
Kegiatan ini untuk membantu warga yang membutuhkan darah, apalagi pasca kejadian tersebut banyak korban jiwa yang membutuhkan darah. Staf Compliance Solid Gold Makassar, Sunarti Sabir mengatakan, donor darah yang dilakukan untuk meringankan beban para korban bencana, utamanya untuk pemulihan kesehatan mereka banyak yang membutuhkan donor darah. “Kami bekerja sama PMI Makassar melakukan donor darah ini dengan melibatkan 6 tim medis, sementara pendonor berasal dari karyawan Solid Gold beserta keluarganya dengan target kantong darah sebanyak 200,” ujarnya. Dia menuturkan, kegiatan sosial untuk korban gempa dan tsunami untuk Sulteng bukan kali pertama dilakukan, sebelumnya juga telah disalurkan bantuan kebutuhan pokok lainnya. Sementara itu, kemarin, SOLID GROUP turut serta menyalurkan donasi kemanusiaan untuk masyarakat terdampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. “Kami menggandeng TNI – AU, untuk mengirimkan Bantuan kemanusiaan senilai Rp300 juta dalam bentuk barang yang dibutuhkan Masyarakat Korban Gempa langsung di Palu dan juga bekerja sama untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Masyarakat Korban Gempa yg telah dievakuasi di Kota Makassar. Posko ASRAMA Haji dan LANUD, Makassar,”tutur Representative Solid Group Indonesia, Kezia Pingkan Mallisa Massie, dalam rilisnya. Untuk itu, diharapkan bantuan dapat menjangkau seluruh masyarakat terdampak bencana sesegera mungkin. “Saat Sulawesi Tengah sedang Berduka, maka Kami di Makassar Sulawesi Selatan juga Turut berduka, merasakan nestapa saudara kami disana, demikian juga menjadi duka Bangsa ini,” ujarnya. SOLID GOLD MAKASSAR – SOLID Group turut serta menyalurkan donasi kemanusiaan untuk masyarakat terdampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
“Kami menggandeng TNI – AU, untuk mengirimkan Bantuan kemanusiaan senilai Rp.300,000,000 dalam bentuk barang yang dibutuhkan Masyarakat Korban Gempa langsung di Palu.” Kata Kezia Pingkan Mallisa Massie, As a reprensentative of solid group Indonesia, Jumat (5/10/2018). ” Kami juga menyalurkan bantuan kemanusiaan ini untuk Masyarakat Korban Gempa yang telah dievakuasi di Kota Makassar, termasui di Posko ASRAMA Haji dan LANUD,Makassar,”Lanjut Kezia. Menurut Kezia, bantuan solid gold ini diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat terdampak bencana sesegera mungkin. “Saat Sulawesi Tengah sedang Berduka, maka Kami di makassar Sulawesi Selatan juga Turut berduka, merasakan nestapa saudara kami disana, demikian juga menjadi duka Bangsa ini”. Kata kezia Keseluruhan jajaran manajement Solid Gold berdoa agar pemulihan Palu – Donggala Sulawesi Tengah segera terjadi. “yang terluka mendapatkan perawatan serius, dan pemerintah, tenaga medis serta relawan yang tengah bergerak dan bekerja dengan hati bagi pemulihan Palu dibuat Tuhan berhasil di segala hal untuk semua terdampak bencana inii,”tambahnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berakhir melemah 0,53% atau 31,95 poin ke level 5.944,601. Padahal hari ini data BPS cukup positif yakni pada September 2018 terjadi deflasi sebesar 0,18%.
BACA JUGA :Legalitas PT Solidgold Berjangka Menurut Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali pelemahan IHSG hari ini lebih karena sepinya perdagangan saham. Total nilai transaksi hari ini hanya Rp 6,08 triliun dari 9,13 miliar lembar saham. BACA JUGA :Visi Dan Misi Solidgold Berjangka "Hari ini transaksi cukup kecil Rp 6 triliun dibandingkan rata-rata transaksi pekan lalu di level sekitar Rp 8 triliun," terangnya. BACA JUGA :Profil Perusahaan PT Solidberjangka Frederik menilai, sepinya perdagangan lebih karena masuk bulan baru dan terjadinyawindow dressing ringan. Window dressing sendiri merupakan aksi strategi dari manajer investasi untuk mempercantik portofolionya. BACA JUGA :Fasilitas Layanan Solidberjangka Sementara untuk data BPS menurut Frederik tak begitu mempengaruhi. Sebab secara keseluruhan masih dalam rentang target 3,5%. BACA JUGA :Alasan Anda memilih Kami Solidgold Meskipun dari data BPS deflasi terjadi karena hampir semua segmen turun seperti transportasi, komunikasi & jasa keuangan mulai melambat dari 4,10% menjadi 4,04%, lalu edukasi, rekreasi dan olahraga dari 3,76% menjadi 3,25% dan paling besar kontribusi penurunan adalah harga makanan dari 4,9% menjadi 3,75% serta harga pakaian dari 3,41% menjadi 3,15%. SOLID GOLD MAKASSAR - Akhir September dan 1 Oktober kembali tiba. Ribut-ribut soal PKI dan komunisme kembali marak. Ada yang ingin film G30S/PKI kembali diputar di mana-mana, ada yang asal menuduh seseorang atau kelompok tertentu sebagai komunis dan PKI. Belum lagi jika kita menyebut sederet catatan pembubaran acara yang dituduh bagian dari upaya menyebarkan komunisme dan menghidupkan PKI kembali.
Dua puluh tahun setelah Orde Baru tumbang, masih sulit bagi bangsa ini untuk membuka diri pada kesalahan masa lalu dan bersama-sama mencari kebenaran atas apa yang sesungguhnya terjadi. Dalam kenyataan seperti ini, bagaimana peristiwa penting dalam sejarah bangsa tersebut diajarkan di bangku sekolah? Apa yang disampaikan oleh guru dan buku pelajaran pada siswa-siswa di ruang kelas? BACA JUGA :Legalitas PT Solidgold Berjangka Kurikulum sekolah yang berlaku sekarang ini adalah Kurikulum 2013. Peristiwa 30 September 1965 sudah diajarkan sejak bangku SD hingga SMU dengan porsi dan penekanan yang berbeda-beda. Pada tingkat SD, peristiwa ini diajarkan melalui pengenalan pahlawan-pahlawan revolusi. Materi pengajaran yang cukup komprehensif atas peristiwa ini ada pada pelajaran Sejarah Kelas XII (Kelas 3 SMU). Dalam buku Sejarah untuk siswa Kelas XII yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015, peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 itu kembali disebut dengan menggunakan istilah "G30S/PKI". Penggunaan istilah ini tak bisa diabaikan begitu saja. BACA JUGA :Visi Dan Misi Solidgold Berjangka Salah satu buah dari Reformasi 1998 adalah adanya upaya dari segenap elemen masyarakat untuk mempertanyakan segala narasi tunggal atas sejarah bangsa ini, termasuk apa yang terjadi pada akhir September 1965. Salah satu wujud dari upaya itu adalah sikap untuk menganggalkan kata "PKI" dari istilah "G30S". Maka, pada tahun-tahun awal Reformasi, penyebutan peristiwa itu cukup dengan "G30S", bukan "G30S/PKI". Pelajaran sejarah di sekolah pada tahun-tahun pertama Reformasi pun menggunakan G30S, bukan G30S/PKI. Kini, dengan Kurikulum Nasional 2013, melalui buku-buku yang resmi diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pengajaran sekolah kembali menggunakan konsep yang diciptakan dan disebarluaskan oleh Orde Baru: G30S/PKI. Satu hal yang sedikit menggembirakan dari pelajaran sejarah saat ini adalah adanya pengakuan bahwa masih ada kontroversi dan perdebatan atas apa yang terjadi pada 30 September 1965. Dalam buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut disebutkan ada enam teori yang mencoba menjelaskan siapa dalang peristiwa tersebut. BACA JUGA :Profil Perusahaan PT Solidberjangka Teori pertama, Gerakan 30 September merupakan persoalan internal Angkatan Darat yang dipicu oleh kecemburuan terhadap elite TNI AD. Teori kedua, bahwa dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA). Teori ketiga menyebut bahwa Gerakan 30 September bisa terjadi karena ada pertemuan kepentingan Inggris dan Amerika Serikat untuk menggulingkan Sukarno. Teori keempat, Sukarno adalah dalang Gerakan 30 September. Teori kelima menjelaskan bahwa tak ada skenario besar dan pemain tunggal dalam peristiwa tersebut; semuanya pecah dalam improvisasi di lapangan. Teori terakhir, yang menjadi narasi dominan hingga hari ini, dalang Gerakan 30 September adalah PKI. Buku tersebut menyebut teori yang antara lain dikemukakan oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh ini merupakan teori yang paling umum didengar mengenai kudeta 30 September 1965. Meski diakui adanya beragam versi, toh tetap saja versi keenam yang mendapat porsi besar dalam uraian buku yang menjadi pegangan siswa berdasarkan Kurikulum Nasional 2013. BACA JUGA :Fasilitas Layanan Solidberjangka Cerita pun bergulir mulai dari segala tindak-tanduk PKI yang membuat resah masyarakat di berbagai daerah, segala pertentangan, dan bahkan kekerasan dalam masyarakat yang kemudian mencapai puncaknya dengan pemberontakan yang terjadi pada malam 30 September. Setelah itu, dalam situasi yang penuh ketidakpastian, Soeharto mengambil alih kepemimpinan untuk menumpas G30S/PKI dan menangkap pentolan PKI di daerah-daerah. Soeharto pun menjadi pahlawan. Persis seperti penggambaran dalam film G30S/PKI yang selama Orde Baru berkuasa selalu diputar pada malam 30 September. Dan, cerita pun berakhir. Pelajaran tentang G30S untuk siswa Kelas XII diakhiri dengan narasi keberhasilan penumpasan PKI. Tak ada kisah tentang pembantaian ratusan ribu manusia di berbagai daerah. Tak ada cerita tentang orang-orang yang dipenjara, disiksa, diperkosa, diasingkan tanpa proses peradilan. Belum lagi fakta bahwa tak semua dari orang-orang tersebut adalah mereka yang tak tahu apa-apa tentang hiruk-pikuk politik masa itu. Tentu saja juga tak ada cerita tentang keturunan anggota PKI yang seumur hidup juga harus menanggung hukuman. BACA JUGA :Alasan Anda memilih Kami Solidgold Dua puluh tahun setelah Reformasi, kurikulum nasional kita masih menyembunyikan fakta kelam tersebut, mengabaikan segala bentuk temuan, kesaksian, pemberitaan di dalam maupun di luar negeri. Apa yang kita harapkan dari pelajaran sejarah macam ini? Bagaimana bisa kita mengharapkan lahirnya generasi-generasi kritis yang membawa perubahan jika yang mereka pelajari di sekolah adalah bagian dari propaganda usang? Mengakui bahwa pembantaian dan segala bentuk kekejian itu ada merupakan langkah pertama dalam upaya mencari kebenaran dan keadilan. Dan, memasukkan pengakuan tersebut dalam pelajaran sekolah adalah sebuah keharusan yang tak bisa lagi ditunda. |
OFFICIAL WEBSITE
|