SOLID GOLD BERJANGKA - PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco hari ini telah menyepakati pembentukan Joint Venture (JV) alias perusahaan patungan untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.
RDMP Cilacap awalnya ditargetkan selesai pada 2022. Tetapi CEO Saudi Aramco, Amin Naseer, berani mematok target RDMP Cilacap rampung 2021. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, pun setuju bahwa modifikasi kilang Cilacap dituntaskan tahun 2021. "Awalnya dijadwalkan selesai 2022, tapi dalam rapat terakhir hari ini CEO Aramco men-challenge tim menyelesaikan proyek di 2021," kata Dwi dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/12/2016). Dwi menjelaskan tahapan-tahapan agar RDMP Cilacap bisa dikebut selesai tahun 2021. Bankable Feasibility Study (BFS) dan Basic Engineering Design (BED) untuk menilai kelayakan proyek telah dilakukan sejak akhir 2015 dan akan selesai pada Februari 2017. Bila hasil BED dan BFS menunjukkan bahwa proyek layak dilanjutkan, maka Pertamina dan Saudi Aramco membentuk JV. Pada Maret 2017, Front End Engineering Design (FEED) atau desain akhir RDMP Cilacap dimulai. FEED dapat dikerjakan dalam setahun sampai Maret 2018. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan secara paralel, dikerjakan pada waktu bersamaan sehingga mempercepat proyek. Sembari melakukan FEED, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) juga dilakukan. AMDAL kemungkinan selesai akhir 2017. Begitu AMDAL selesai, lahan untuk RDMP Cilacap langsung disiapkan (land preparation). Saat melakukan land preparation dan FEED di akhir 2017, Pertamina waktu yang sama juga membuka lelang untuk memilih kontraktor EPC yang akan mengerjakan pembangunan RDMP Cilacap. Ketika FEED selesai pada Maret 2018, kontraktor EPC telah dipilih, lahan untuk RDMP Cilacap juga telah siap. Maka RDMP Cilacap bisa langsung konstruksi. Pembangunan diperkirakan memakan waktu 3 tahun sehingga pada 2021 sudah selesai. "Akhir Februari BED selesai. FEED mulai Maret selama setahun. Selama FEED kita juga mulai AMDAL sebelum ground breaking. Setelah itu akhir 2017 kita penyiapan lahan. Pas site preparation mulai bidding kontraktor EPC. 2018-2021 konstruksi," ungkap Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi. Hardadi menjelaskan, modifikasi ini akan menambah kapasitas kilang Cilacap dari saat ini 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph. Bukan hanya itu, kompleksitasnya akan ditingkatkan, jadi jauh lebih modern. Nelson Complexity Index yang sekarang 4 bakal menjadi 9,4. Dengan kenaikan kapasitas dan kompleksitas, produksi bensin (gasoline) kilang Cilacap akan bertambah 80 ribu bph, produksi solar meningkat 60 ribu bph, dan avtur bertambah 40 ribu bph. Selain itu, kilang Cilacap juga akan menghasilkan banyak produk petrokimia untuk bahan baku berbagai industri. "Ini akan menciptakan multiplier effect yang luar biasa," pungkasnya. Baca Juga : Solid Gold Berjangka
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|