PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Sekitar dua pekan lalu, di pesta pembukaan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang di Gelora Bung Karno, tepatnya saat pawai masing-masing kontingen dari negara-negara peserta, kita melihat hal menarik. Saat pawai dari masing-masing kontingen negara peserta tersebut, kontingen Korea Selatan dan Korea Utara bersatu di bawah bendera Unifikasi Korea. Saat kontingen Unifikasi Korea memasuki stadion, duta besar dari kedua negara tersebut berdiri bersama, bergandengan tangan, dan melambai pada para atlet. Itu momen berharga dan membuktikan bahwa perhelatan olahraga Asian Games bisa menciptakan kerja sama, keharmonisan, dan perdamaian antara dua negara yang selama ini dikenal sering bersitegang.
Persatuan Korea Selatan dan Korea Utara dalam bendera Unifikasi Korea merupakan komitmen antarkedua negara tersebut untuk bekerja sama di bidang olahraga. Unifikasi Korea memang tak berpartisipasi di semua cabang olahraga, namun hanya di tiga cabang. Yakni kano, dayung, dan basket putri. Meski begitu, dari kerja sama tersebut, setidaknya kita melihat adanya percikan perdamaian yang bisa dilahirkan dari gelaran Asian Games. Dengan adanya tim Unifikasi Korea, berarti kita akan melihat persatuan, kerja sama, perpaduan, dan keharmonisan yang ditunjukkan para atlet dari kedua negara dalam sebuah tim. baca juga :Solidgold Persatuan dan kerja sama antarkedua negara tersebut sudah menghasilkan prestasi. Pada Rabu (29/8), Presiden Joko Widodo dalam akun Instagram mengunggah ucapan selamat pada tim Korea Bersatu (Unifikasi Korea) atas raihan medali emas yang diperoleh dari nomor perahu naga putri 500 meter. Terlihat foto beberapa atlet Korea Bersatu merayakan kemenangan sembari membentangkan bendera putih bergambar peta Semenanjung Korea, bendera resmi kontingen Unifikasi Korea (Korea Bersatu). "Dalam olahraga, mereka melupakan perbedaan, bahkan (melupakan) perang," begitu captionpada unggahan tersebut. Medali emas yang diraih tim Korea Bersatu menggambarkan bahwa ketika perbedaan dan konflik dilupakan, semangat persatuan dan kerja sama dijunjung tinggi, kekuatan dan prestasi akan datang menghampiri. Ada kekuatan luar biasa yang bisa kita bangun dengan kerja sama, keharmonisan, dan persatuan. Inilah yang saya maksud sebagai energi perdamaian dari arena olahraga di momentum Asian Games 2018 ini. Energi tersebut terpancar dari berbagai momen, baik ketika pertandingan berlangsung, maupun dari sikap ketika para atlet menerima hasil pertandingan. baca juga :Solidberjangka Di arena pertandingan, para atlet saling berhadapan atau bertanding. Namun, bertanding bukan berarti melupakan nilai-nilai penghormatan dan penghargaan pada lawan. Di lapangan pertandingan, di samping harus bekerja keras membela negaranya, para atlet juga dituntut menjunjung tinggi sportivitas dan solidaritas. Dari arena bulutangkis, saat final beregu putra, tepatnya saat pebulutangkis Indonesia Anthony Ginting bertanding dengan Shi Yuqi dari China, terjadi momen mengharukan. Menjelang game point, Anthony Ginting mengalami cedera yang membuatnya kesulitan berjalan, namun tetap berjuang melawan rasa sakitnya. Meski akhirnya kalah, Ginting mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat Indonesia. Shi Yuqi juga mendapat apresiasi karena tidak protes saat Ginting meminta time out saat merasa kesakitan karena cedera. Pebulutangkis dari China tersebut juga menghampiri Ginting di akhir pertandingan dan menggenggam tangannya sebagai bentuk sportivitas sekaligus solidaritas. Momentum tersebut telah menarik perhatian banyak kalangan, terlebih warganet, dan menjadi viral. baca juga :Solidgold Berjangka Perjuangan Ginting melawan rasa sakit dan terus melanjutkan pertandingan membuatnya menjadi pahlawan dan pantas mendapat apresiasi besar dari masyarakat Indonesia. Sedangkan, sikap Shi Yuqi yang menunjukkan simpati dan solidaritas pada Ginting juga patut diapresiasi. Baik Ginting maupun Shi Yuqi telah menunjukkan bagaimana menjadi atlet yang menjunjung tinggi kerja keras, perjuangan, sportivitas, maupun solidaritas. Lagi-lagi, dari arena Asian Games 2018 kita menemukan nilai-nilai berharga. Kita tak sekadar disuguhi pertandingan berebut medali. Lebih dari itu, lewat perjuangan, kegigihan, dan sikap para atlet, kita menemukan nilai-nilai penghormatan, penghargaan, persatuan, kerja sama, dan solidaritas yang bertaburan di sepanjang gelaran pesat olahraga terbesar se-Asia tersebut. Oase Menyejukkan Cerita manis dari arena Asian Games berlanjut. Momentum yang baru saja terjadi adalah ketika atlet pencak silat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah, secara spontan memeluk Presiden Jokowi dan Prabowo setelah dinyatakan menang dan mendapatkan medali emas. Presiden Jokowi saat itu hadir memberikan dukungan pada para atlet pencak silat yang sedang bertanding, sedangkan Prabowo adalah Ketua Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat). Beberapa jam setelah kejadian tersebut, potret Hanifan memeluk Jokowi dan Prabowo langsung viral di media sosial, bahkan menjadi headline di banyak media cetak esok harinya. baca juga :PT Solidberjangka Adegan dalam potret tersebut menjadi begitu berarti, berkesan, dan seakan menjadi oase menyejukkan di tengah persaingan politik dan perdebatan yang mulai memanas di masyarakat. Kita tahu, Jokowi dan Prabowo adalah dua sosok yang akan kembali bertarung dalam Pilpres 2019 mendatang. Sebagian orang mungkin bisa tetap skeptis menyikapi kejadian tersebut dan mengatakan mereka (Jokowi dan Prabowo) "dipeluk" (oleh Hanifan), bukan saling berpelukan. Tapi, bagaimanapun Hanifan sang atlet silat yang secara spontan memeluk keduanya ibarat mewakili kerinduan kita semua akan keharmonisan dan rasa persaudaraan sesama warga bangsa. Masyarakat pada dasarnya rindu akan perdamaian dan kesejukan. Momentum tersebut juga menggambarkan bagaimana olahraga, dalam hal ini pencak silat, telah mampu menyatukan perbedaan. Jika kita perhatikan dalam videonya, ketika Hanif merangkul Jokowi dan Prabowo secara bersamaan, kedua tokoh itu seketika langsung menerima pelukan tersebut dan merapatkan pelukan masing-masing. Sontak para tokoh maupun seluruh penonton bertepuk tangan. Para awak media tak mau melewatkan adegan tersebut. Hanif telah melakukan sesuatu yang begitu berarti dan berharga bagi bangsa ini. Selain mengharumkan nama Indonesia lewat medali emas, dari arena olahraga pencak silat ia juga telah memancarkan spirit persatuan dan perdamaian pada seluruh masyarakat Indonesia. baca juga :PT Solidgold Berjangka Asian Games 2018 Jakarta-Palembang tinggal beberapa hari lagi. Hingga Kamis (30/8), Indonesia sudah berada di posisi ke-4 dengan total 88 medali (30 medali emas, 22 medali perak, 36 medali perunggu). Sebuah pencapaian yang sudah jauh melampaui target, mencetak sejarah baru, dan patut membuat bangsa Indonesia bangga dengan para atletnya. Di samping telah menorehkan prestasi bersejarah bagi Indonesia, Asian Games 2018 juga meninggalkan catatan manis berupa momen-momen inspiratif dan mengharukan yang memancarkan percik-percik energi persatuan dan perdamaian bagi kita semua.
0 Comments
SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Korea Selatan dan Amerika Serikat, diwakili perusahaan teknologi andalan masing-masing, sepertinya akan bersaing panas di perhelatan IFA 2018 yang berlangsung 31 Agustus hingga 5 September. Dalam salah satu pameran teknologi terbesar itu, kedua negara tampak sudah menyiapkan senjata masing-masing untuk jadi yang terunggul.
BACA JUGA :PT Solidgold Berjangka Glosarium Rumah pintar adalah topik panas yang akan dihadirkan oleh mereka. Untuk itu, Negeri Ginseng mengutus Samsung dan LG dalam memamerkan teknologi di sektor tersebut. Nama pertama sudah mengumumkan bahwa mereka akan menggelar konferensi pers pada 30 Agustus mendatang, atau tepat satu hari menjelang penyelenggaraan IFA 2018. "Do What You Can't" jadi slogan mereka terkait pertemuan tersebut. Sedangkan LG lebih memilih untuk mentas pada 31 Agustus yang bertepatan dengan hari pertama penyelenggaraan IFA 2018. Cho Sung-jin selaku Vice Chairman LG Electronics dan Park Il-pyung sebagai CTO perusahaan tersebut akan menjadi pembicara utama dalam acara bertajuk "Think Wise, Be Free: Living Freer with AI" itu. BACA JUGA :Solidgold Berjangka Loco London Gold Meski berasal dari negara yang sama, persaingan juga tak bisa lepas antara keduanya. Baik Samsung dan LG diperkirakan sama-sama fokus dalam perangkat seperti televisi dan peralatan dalam rumah berbasis kecerdasan buatan. Samsung pun sudah mengumumkan akan memperkenalkan televisi 8K QLED anyarnya. Sekadar informasi, asal muasal nama 8K diambil dari resolusi horizontal televisi yang hampir mencapai 8000, tepatnya 7680, Sedangkan resolusi vertikalnya mencapai 4320. Menyadari belum banyak konten video yang mengusung kualitas 8K, mereka juga berencana melengkapi televisi barunya itu dengan perangkat yang mampu meningkatkan video FHD atau UHD menjadi 8K. Ini merupakan bagian dari rencana mereka dalam mendominasi pasar televisi berkualitas 8K. BACA JUGA :PT Solidberjangka Transaksi Sistem Online Disebutkan juga bahwa Samsung akan menyediakan sektor khusus untuk Bixby. Bukan tidak mungkin, mereka akan memamerkan pengembangan terbaru dari Bixby 2.0 yang ditanamkan pada Galaxy Note 9. Sedikit mirip, LG juga dikabarkan akan menampilkan teknologi 8K, walau masih belum jelas apakah televisi yang menjadi perangkatnya atau bukan. Perkiraan lain menyebut jika perusahaan tersebut akan lebih condong dalam menampilkan televisi micro LED mereka di sana. Selain itu, untuk pertama kalinya, mereka akan memamerkan Styler ThinQ yang diberikan teknologi speech recognition berbasis kecerdasan buatan di IFA 2018. Speaker pintar X Boom AI ThinQ yang didukung Google Assistant turut disebut akan naik panggung di sana. Ya, platform kecerdasan mereka yang bernama Deep ThinQ tampaknya akan dikedepankan oleh LG. BACA JUGA :Solidberjangka Transaksi Online Snapshot Di sisi lain, berdasarkan situs resmi IFA, Microsoft diperkirakan bakal tampil dalam pameran tersebut. Berdasarkan deskripsi yang ditampilkan, tampak perusahaan besutan Bill Gates tersebut akan fokus pada kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) di sana. Raksasa e-commerce Amazon pun diperkirakan tak mau ketinggalan momen. Perusahaan besutan Jeff Bezos ini diprediksi akan berbicara banyak mengenai penggunaan Alexa di kehidupan sehari-hari penggunanya. Menariknya, Microsoft dan Amazon belum lama ini sudah meluncurkan integrasi antara asisten digital buatannya masing-masing, yaitu Cortana dan Alexa. Implementasinya adalah user bisa memanggil Cortana untuk mengaktifkan kemampuan dari Alexa, begitupun sebaliknya. Diharapkan, pada IFA 2018 keduanya bisa memberi informasi lebih lanjut mengenai kolaborasi ini. BACA JUGA :Solidgold Peraturan Transaksi Online Di samping adu kebolehan antara dua negara tersebut, perwakilan Jepang juga tak mau kelewatan untuk unjuk gigi memamerkan perangkat pintarnya di IFA 2018. Salah satunya adalah Sony yang tampaknya akan memperkenalkan versi terbaru dari speaker pintarnya yang bernama LF-S50G. Televisi anyar besutannya juga diperkirakan bisa melenggang di pameran tersebut. SOLID GOLD MAKASSAR – Bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat untuk mengawali pekan ini: indeks Nikkei naik 0,41%, indeks Kospi naik 0,18%, indeks Shanghai naik 0,25%, indeks Strait Times naik 0,32%, dan indeks Hang Seng naik 1,25%.
baca juga :Legalitas PT Solidgold Berjangka Bursa saham Benua Kuning berhasil mengekor bursa saham AS yang menguat pada perdagangan terakhir di pekan kemarin (24/8/2018). Kala itu, Dow Jones naik 0,52%, indeks S&P 500 menguat 0,62%, dan indeks Nasdaq bertambah 0,97%. Pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole memberikan suntikan tenaga bagi bursa saham Negeri Paman Sam, sebelum akhirnya menjalar ke Asia. Dalam pidato tersebut, Powell menyebutkan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah terbaik untuk melindungi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam. baca juga :Visi Dan Misi Solidgold Berjangka “Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan,” sebut Powell, mengutip Reuters. baca juga :Profil Perusahaan PT Solidberjangka Pernyataan Powell tersebut mengonfirmasi bahwa ekonomi AS memang sedang berada dalam kondisi yang baik. Di sisi lain, Powell juga menyebut bahwa sejauh ini AS belum mengalami masalah inflasi. Hal ini lantas diartikan pelaku pasar bahwa the Fed memang masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini, namun kenaikannya belum tentu mencapai 4 kali seperti yang direncanakan. Selain itu, langkah People’s Bank of China (PBoC) selaku bank sentral China yang mengubah metodologi penentuan nilai tengah mata uang yuan juga membuat investor dengan nyaman masuk ke bursa saham. baca juga :Fasilitas Layanan Solidberjangka “Akibat Dollar Index yang kuat dan friksi dagang, tercipta sebuah aktivitas pro-cyclical di pasar valas. Sentimen pro-cyclical ini membuat PBoC menetapkan pendekatan counter-cyclicaluntuk penentuan nilai tengah harian yuan,”. baca juga :Alasan Anda memilih Kami Solidgold Mengutip Financial Times, kebijakan ini dapat membantu PBoC menstabilkan yuan tanpa harus mengorbankan cadangan devisa terlalu banyak. Walaupun masih melemah di pasarspot dan offshore melawan dolar AS pada pagi hari ini, ada optimisme bahwa kedepannya pelemahan yuan bisa diredam. Hal ini membuat instrumen saham menjadi menarik bagi investor. Di suatu zaman yang labil, dengan pijakan kebenaran yang rapuh, sementara setiap detik kita terus dihajar oleh air bah informasi gado-gado tanpa jeda, pada titik manakah kita sekarang memaknai kata "pantas"?
"Mas, mbok jangan ngomong gitu. Rasanya tidak pantas." "Lho! Faktanya kan memang seperti yang kusampaikan ini, to? Coba deh sampeyanmelihat masalah ini secara objektif!" "Bukan begitu, Mas. Ini soal kepantasan. Ada situasi-situasi yang membuat kita tidak melulu harus berkutat pada benar dan salah, Mas. Meskipun yang kita lakukan benar, atau minimal tidak salah, tapi kadangkala tidak pas. Kurang pantas, gitulah." "Sebentar, to. Ayo kita sama-sama lihat data dulu. Mana datamu? Kita adu saja data dan argumen, catatan dan kesaksian riil, jangan pakai hal-hal normatif yang abstrak! Publik berhak mengakses informasi yang benar!" *** Auw auw auw. Begitulah, hehehe. Sekarang ini rasanya kita sangat tergila-gila dengan data. Kita dimabuk oleh fakta-fakta keras, catatan-catatan sejarah, deretan angka statistik, bukti-bukti tak terbantahkan, kebenaran positivistik, dan apa pun yang bau-baunya lebih dekat ke soal ilmiah ketimbang dimensi rasa-pangrasa, kalau istilah kejawennya. BACA JUGA :Solidgold Makanya, kesaksian dalam sebuah intrik politik, sebagai contoh, harus disebarkan sedetail-detailnya ke haribaan publik. Bahwa kesaksian itu akan membuat kita menjauh dari kemaslahatan bersama, rentan memicu fitnah lapis pertama hingga lapis ketujuh, tidak jadi masalah besar. Toh yang penting kita mengabdi kepada kebenaran objektif. Begitu, bukan? Semua itu kian mengeras karena kita semakin terbiasa berinteraksi di internet, lalu tanpa sadar membentuk-ulang pola-pola interaksi kita menjadi mirip pola interaksi di internet, dunia yang konon maya padahal sangat nyata itu. Dengan ilusi seolah-olah dunia cyber semu belaka, kita pun kehilangan kekang psikologis. Kita tertipu bayangan yang tak henti meyakinkan imajinasi kita bahwa kita sedang berbicara di dimensi sebelah sana. Padahal, sesungguhnya kita ini ya di sini-sini saja, yang kita ajak berbincang juga manusia-manusia biasa, dan dalam relasi antarmanusia ukuran pantas-tak-pantas itu sesungguhnya senantiasa ada. Nah, ini ada cerita. Kemarin muncul satu peristiwa, yang sepertinya membuat kita lagi-lagi bergulat bersama isu kepantasan melawan isu kebenaran objektif. Kejadiannya di Probolinggo, Kota Bestari itu. BACA JUGA :Solidberjangka Alkisah, ada sebuah video yang viral di media sosial, menampilkan sepasukan anak yang tengah mengikuti pawai HUT ke-73 RI. Yang memicu kekagetan publik adalah kostum mereka. Mereka, anak-anak (yang semestinya) perempuan itu, tampak mengenakan baju panjang hitam, bercadar, dan masing-masing menenteng senapan mainan. Sontak, kehebohan meletup. Dugaan-dugaan keras tentang ideologi ekstrem bermunculan. Saya pribadi pun larut pada awalnya, hingga kemudian datang informasi bahwa anak-anak itu berada di bawah asuhan sebuah taman kanak-kanak yang berlokasi di kompleks Kodim setempat. Ya ya ya, bukan berarti saya pemuja tentara, tapi toh yang namanya Angkatan Darat saya kira masih tetap bonafid dalam perkara penjagaan ideologi bangsa (sungguh, saya sangat ingin membubuhkan tanda kurung lapis enam untuk kata "ideologi bangsa", namun rasanya kok kurang pantas juga hehehe.) Pertanyaannya kemudian, lalu apa arti ini semua? Kenapa anak-anak itu didandani begitu rupa? Seberapa relevan kostum semacam itu dengan gelaran acara HUT Republik Indonesia? BACA JUGA :Solidgold Berjangka Pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus bergulir, jawabannya berbenturan satu sama lain, dan akhirnya mencapai titik panasnya. Ada yang berdiri di sudut ekstrem dengan prasangka persebaran ide-ide islamis radikal. Ada yang mempertanyakan keadilan sikap dan pikiran dengan mengatakan bahwa bentuk senjata apa pun tidak layak dijadikan mainan anak-anak. Tak ketinggalan, banyak juga yang membalas dengan tudingan stigma negatif atas perempuan bercadar, islamofobia, dan seterusnya. Saya tetap merasa ada yang tidak pas di sini. Tidak pantas, begitu. Tentu saja, ketidakpantasan itu bukan pada perkara cadar. Stigma negatif atas perempuan bercadar memang mewabah. Islamofobia itu ada, dan harus diakui itu ada. Namun, jelas itu bukan sikap saya. Saya punya beberapa kawan bercadar, dan mereka baik-baik saja. Salah seorang bibi saya sendiri bercadar, dan dia bukan tukang meledakkan bom. Saya punya sahabat-sahabat yang istri mereka bercadar, dan mereka sama sekali bukan propagandis kekerasan. Dan, jelas ada ribuan perempuan bercadar lainnya yang bukan teroris. Pendek kata, membenci cadar dan mengatakan cadar simbol teroris adalah sikap tidak adil bagi para perempuan bercadar yang cinta perdamaian. Nah, lalu apa? "Apaaa?" Sayup-sayup terdengar suara Jokowi yang sambil membuka helmnya mengucapkan kata tersebut, seperti pada video pembukaan Asian Games yang bikin ribut. *** Kemudian muncullah seorang profesor sains yang cerdas dan hebat. Dia menulis seperti ini: "Karnaval Agustusan bawa replika senjata, itu heroisme. Tapi bila anaknya pakai cadar, jadi radikalisme. Situ sehat?" BACA JUGA :PT Solidberjangka Saya merenung dalam-dalam. Logis sekali unggahan Facebook dari Pak Profesor itu. Sangat masuk akal. Dari situ terbongkar bahwa ada sikap timpang dan tidak fair dalam cara berpikir banyak orang, termasuk saya. Sialnya, yang tampak logis pada awalnya itu pelan-pelan luntur, karena tiba-tiba tebersit satu gambaran usil di otak saya. "Begini, Mas Prof. Ada gambar palu dipasang-silang dengan gambar tang, itu logo toko besi Baja Cemerlang. Tapi, bila tangnya diganti gambar arit, jadi komunisme. Situ sehat?" Lha lha lha. Benar, kan? Apakah artinya orang Indonesia yang kaget dan baper saat melihat simbol palu-arit itu tidak sehat? Saya rasa, problem pada logika Pak Profesor itu ada pada pemaknaan atas simbol. Yang namanya simbol toh tidak bisa dicuil-cuil. Palu dan arit pada simbol komunisme itu sebuah rangkaian. Kita tidak perlu mempersoalkan gambar palu-saja, atau arit-saja, kecuali Anda mau menggelar sweeping di toko-toko besi dan di sawah-sawah. Berbeda halnya jika palu dipadu dengan arit dalam satu tampilan, lalu muncul di kaos anak-anak muda caper di negeri ini, maka visualisasi itu akan memunculkan satu kesan: tidak pantas. Tidak elok. Mungkin maksudnya merombak stigma dan melancarkan kritik historis, tapi yang terjadi malah memperkeruh situasi di tengah masyarakat yang memang masih minim literasi. Demikian juga pada cadar dan senapan. Cadar-saja tentu tidak masalah. Saya tidak akan ikut rewel jika ada pawai anak-anak memakai cadar. Meski demikian, kombinasi antara cadar dan senapan itu mau tak mau, suka tidak suka, menyeret kita kepada bayangan-bayangan tak bagus di negeri-negeri jauh sana. "Ya beda dong. Kalau soal komunis, negeri kita memang menjalani pengalaman sejarah yang traumatis. Kalau cadar dan senapan kan tidak?" Itulah. Kadang kita lengah, mempersempit makna "pengalaman" sebatas pengalaman-pengalaman fisik semata. Padahal, di masa kejayaan digital seperti sekarang ini, yang disebut pengalaman itu sudah bercampur baur antara fisik dan nonfisik. Kita melihat, kita mendengar, kita mengakses, kita terpapar dengan berita-berita, itu pun bentuk-bentuk nyata pengalaman. Para perempuan bercadar-saja memang banyak yang baik-baik saja, dan saya yakin sebagian besar mereka baik-baik saja. Artinya, stigma teroris kepada perempuan bercadar-saja itu label jahat, rasis, dan tidak manusiawi. Tapi, perasaan takut kepada perempuan bercadar-dan-bersenapan, apakah itu bentuk ketidakwajaran di saat "pengalaman-pengalaman" kita atas visualisasi seperti itu nyaris semuanya terkait hal buruk? BACA JUGA :PT Solidgold Berjangka Beberapa kali saya bilang kepada teman-teman bercadar, agar stigma negatif atas cadar itu terkikis, semestinya mereka menampakkan sikap-sikap baik di tengah masyarakat sambil membawa identitas mereka itu. Sama dengan ketika dulu kami masih tinggal di Australia dan menjadi minoritas muslim yang kadang menjadi korban prasangka, saya selalu meminta istri saya yang berjilbab untuk berbuat baik di area publik. Menolong ibu-ibu manula yang kerepotan dengan barang belanjaannya, misalnya. Malangnya, saya tak menemukan ide bagaimana agar stigma atas perempuan bercadar-dan-bersenapan terkikis. "Ikutlah gotong royong di kampung sambil tetap memakai cadar dan memanggul senapan AK-47, Mbak." Kan tidak mungkin saya bilang begitu, karena perempuan bercadar-dan-bersenapan yang oke-oke saja memang tidak pernah hadir dalam pengalaman-pengalaman kita. Walhasil, saya tetap merasa bahwa mendandani anak-anak dengan cadar dan senapan (bukan cadar saja atau senapan saja, melainkan cadar dan senapan) bukanlah tindakan yang pantas secara "kesepakatan awam". Kurang elok, kurang sadar situasi, kurang peka sosial, dan, ya, intinya kurang pantas. Benar, belakangan terungkap situasi riil di Probolinggo waktu itu yang tidak membuktikan sama sekali bahwa ada ideologi-ideologi ekstrem dalam karnaval tersebut. Rilisnya sudah tersebar di mana-mana. Saya pun tidak menyalahkan guru-guru TK itu secara hukum, apalagi menyalahkan anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Namun, untuk menyatakan bahwa dandanan itu tidak pantas, masihkah sulit diterima? Mungkin di zaman ini ungkapan "tidak pantas" kurang gampang diterima. Itu ukuran yang terlampau abstrak, tidak akuntabel, dan kurang bergengsi. Nasibnya jadi agak sama dengan kata "kejujuran" yang kurang keren, karena lebih keren jika kita melengkapinya menjadi "kejujuran ilmiah". Tak bedanya dengan kata "dosa" yang juga tak lagi mentereng, sebab yang mentereng adalah jika kita mengucapkannya sebagai "dosa politik". Situ sehat? Saya akui, saya mungkin memang kurang sehat. Tapi, rasanya saya masih ingin bersikap yang pantas. SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Momentum haji adalah napak tilas seorang bapak bernama Ibrahim dan seorang anak bernama Ismail, yang teguh prinsipnya dalam hidup. Keduanya saling mengasihi dan menyayangi, tetapi karena perintah dari Tuhan keduanya berani mengorbankan kasih sayang sementara untuk meraih kasih sayang abadi. Kisah inspiratif Ibrahim dan Ismail menjadi refleksi sangat baik di tengah tragedi kekerasan anak yang tiada henti.
Anak-anak sebenarnya adalah korban, karena keseharian hidup mereka selalu "dikorbankan" di tengah banjir media dan teknologi informasi yang dipenuhi virus yang merusak nalar anak. Anak-anak akhirnya jatuh dalam kenistaan, yang sama sekali tidak mereka bayangkan. Orangtua dan sekolah seringkali kaget, padahal kasus kekerasan anak selalu terjadi dalam setiap waktu. Akhir pekan lalu, bangsa kita dikejutkan oleh viral video dan foto sekolah TK di Probolinggo yang merayakan 17 Agustus dengan pawai memakai gaun hitam/burqasambil menyandang replika senjata. Ironis, anak-anak usia dini sudah dibangun persepsi kekerasan yang menyedihkan. Sebelumnya, kasus kekerasan anak PAUD juga tersebar luas di media sosial. Anak-anak menjadi korban kekerasan yang keluar dari amanat Pancasila dan UUD 1945. BACA JUGA :PT Solidgold Berjangka Glosarium Dalam konteks inilah, Nabi Ibrahim sangat tepat dijadikan refleksi untuk mendesain kembali pola pendidikan yang ramah bagi anak. Pengorbanan dan perjuangan Ibrahim sangat inspiratif, bisa menjadi rujukan utama orangtua, sekolah, dan pemerintah dalam mendidik generasi Indonesia masa depan. Ibrahim bukan saja menyebarkan risalah (agama), tetapi juga memberikan strategi mendidik anak yang tepat. Terbukti, sang putra Ismail menjadi sosok anak yang teguh dengan keyakinan, berani mengorbankan dirinya untuk memenuhi tugas dari Allah, bahkan meyakinkan bapaknya, Ibrahim untuk segera menyembelihnya. Mendidik Jiwa Ibrahim tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam hidupnya. Ibrahim mengajarkan bahwa pendidikan haruslah wujud lahiriah dari keyakinannya. Pendidikan pertama-tama adalah mendidik jiwa manusia semakin teguh dan yakin kepada Tuhan. Ini terekam sangat jelas dalam QS Al-Baqarah ayat 132, "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." BACA JUGA :Solidgold Berjangka Loco London Gold Pendidikan, bagi Ibrahim, adalah mengajarkan manusia untuk hidup dan mati yang harus dijalani dengan penuh keyakinan (Islam). Tanpa keyakinan, maka akan lahir kebimbangan dan keraguan. Anak yang tumbuh dengan penuh keyakinan, maka menghadapi problem masa depan bisa mandiri tanpa ragu dan bimbang. Ibrahim juga melihat pendidikan sebagai langkah menuju kemandirian: mampu menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Kalau sudah bisa memimpin diri sendiri, maka bisa memimpin masyarakat, bangsa, dan negara. Ini terekam sangat jelas dalam QS Al-Baqarah ayat 124, "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim." Ibrahim mendidik anak-anaknya menjadi imam yang menyeru kebaikan, menegakkan keadilan, dan tanpa lelah berjuang demi kemanusiaan. Kemudian membuat rumahnya sebagai sekolah bagi keluarganya. Karena pendidikan pertama, bagi Ibrahim, adalah keluarga. Keluarga merupakan basis paling utama dalam pendidikan, baru kemudian sekolah dan masyarakat. Makanya, dalam berbagai ayat Alquran, Ibrahim selalu memberikan wasiat kepada anak-anaknya untuk teguh menjaga prinsip dan keyakinan. Keluarga Ibrahim adalah benteng utama membangun generasi. BACA JUGA :PT Solidberjangka Transaksi Sistem Online Pendidikan ala Ibrahim juga sangat menekankan akhlak (budi pekerti). Walaupun Ibrahim berbeda keyakinan dengan bapaknya, tetapi Ibrahim sangat menghormati bapaknya. Ibrahim tetap berdakwah kepada ayahnya, tetapi soal mengikuti atau tidak, itu sepenuhnya hidayah dari Allah. Makanya, Ibrahim tetap mendoakan bapaknya agar mendapatkan ampunan dari Allah. Ini terekam dalam QS Al-Mumtahanah ayat 4, "Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah." Ibrahim sangat menjaga akhlak kepada orangtuanya. Ini juga ia ajarkan kepada anak-anaknya. Akhlak menjadi pegangan utama, sehingga nilai-nilai ajaran yang diajarkan bisa menancap dalam hati sang anak. Hati yang teguh dan tulus bisa membuka pencerahan batin yang sangat dinantikan. Bisa melahirkan generasi yang siap berjuang untuk bangsa dan negara. BACA JUGA :Solidberjangka Transaksi Online Snapshot Menyemaikan Kedamaian Kekerasan yang melanda dunia pendidikan harus segera dihentikan. Pendidikan ala Ibrahim bisa menjadi oase bagi proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Ibrahim langsung memberikan keteladanan kepada anak-anaknya, nasihat, mengajak dialog dan berdebat, sehingga pendidikan berlangsung dengan kondusif. Semuanya dilandasi dengan cinta dan kasih sayang serta mencari rida Allah. Dalam diri Ibrahim selalu dipenuhi kedamaian, sehingga pendidikan yang ia jalankan menghasilkan generasi yang cinta damai. Ismail adalah karya nyata Ibrahim dalam menyemaikan kedamaian, sehingga Ismail tidak jadi disembelih, diganti dengan kambing. Etos pendidikan yang luhur, penuh cinta dan kedamaian inilah yang mesti digerakkan di Indonesia. Kekerasan hanya menjadikan anak sebagai korban. Kalaupun terjadi kekerasan, maka merujuk kepada Ibrahim, semua bisa didiskusikan dengan baik dan penuh kekeluargaan. Apa yang dilakukan Ibrahim menegaskan bahwa pendidikan mestinya didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan al-hadis serta dalam pemikiran para ulama dalam praktik sejarah umat manusia. BACA JUGA :Solidgold Peraturan Transaksi Online Etos pendidikan ala Ibrahim menjadi penggerak bangsa ini untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dari kekerasan. Kita tanamkan kasih sayang dan cinta damai, sehingga anak bangsa menjadi oase bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. SOLID GOLD MAKASSAR - Saat Salat Jumat minggu lalu saya menemukan sebuah buletin kecil yang dibagikan kepada jamaah sebelum salat dimulai. Saya perhatikan penerbitnya, berciri kelompok penganjur khilafah. Isinya berupa tulisan tentang kemerdekaan, ditulis dalam rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
Penulis artikel di buletin itu mengomel soal Indonesia yang katanya belum merdeka. Buktinya, kekayaan alamnya semua diserahkan kepada asing, dan diambil sesukanya oleh pihak asing tersebut. Seharusnya kekayaan alam itu dikelola sendiri, dan kita pakai sendiri, untuk kesejahteraan rakyat. Menurut dia, itu terjadi karena negara ini tidak dipimpin berdasarkan prinsip-prinsip kepemimpinan Islam. baca juga :Legalitas PT Solidgold Berjangka Apa yang sebenarnya terjadi? Pemerintah memberikan hak pengelolaan sumber daya alam, khususnya di bidang pertambangan kepada berbagai perusahaan asing, juga perusahaan negara. Dengan hak itu perusahaan-perusahaan tadi mendatangkan modal, teknologi, dan tenaga ahli untuk menggarap berbagai jenis kekayaan alam kita. Perusahaan berhak menjual hasil garapan itu, dan menyetor sebagian hasilnya kepada pemerintah dalam bentuk royalti dan berbagai jenis pajak. Berapa porsi yang disetor? Nilainya sangat bervariasi, tergantung sektor yang digarap. Sebagian malah tergantung pada kontrak khusus yang dibuat antara investor dan pemerintah. Mari tinggalkan dulu detail yang rumit soal berapa bagian pemerintah. Yang harus dipahami dulu, istilah "mengambil kekayaan alam" tadi. Perhatikan bahwa kekayaan alam itu tidak menjadi kekayaan apapun selama ia masih di alam. Emas, minyak, tembaga, batu bara, kayu, atau apapun yang ada di alam hanyalah benda-benda yang tidak ada nilainya. Semuanya baru bernilai dan menjadi kekayaan kalau sudah diambil dan diolah. baca juga :Visi Dan Misi Solidgold Berjangka Lalu, kenapa ada perusahaan asing yang mengolah sumber daya alam kita? Karena kita tidak mampu. Ini mirip dengan situasi saya. Saya punya sebidang sawah. Tapi, saya tidak sanggup menanaminya. Saya tidak sanggup bekerja di bawah terik matahari, mengeluarkan tenaga untuk mencangkul dan membajak sawah. Kalau tidak saya kerjakan, sawah saya tidak akan menghasilkan apapun. Agar ada hasilnya, saya serahkan pada orang lain untuk menggarapnya. Hasilnya kami bagi, dengan komposisi 70 untuk saya, 30 untuk penggarap. Urusan pengelolaan sumber daya alam yang dibahas di atas tentu jauh lebih rumit dari urusan mengolah sawah. Di atas sudah saya singgung soal tiga hal, yaitu modal, teknologi, dan manusia. Untuk menambang, misalnya, diperlukan modal yang sangat besar. Pekerjaan dimulai dari eksplorasi untuk mencari sumber daya yang ingin diolah. Ini pekerjaan yang membutuhkan waktu lama dan biaya besar. Sudah begitu, risiko bisnisnya tinggi. Untuk eksplorasi perusahaan harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Setelah itu tak jarang sumber daya alam yang mereka cari ternyata tidak ada. Puluhan miliar bisa menguap begitu saja. Selain itu dibutuhkan pula teknologi. Saat eksplorasi, berbagai jenis teknologi diperlukan. Demikian pula saat produksi. Untuk pemetaan, pemboran, pengukuran, pemompaan, dan sebagainya. Semua memerlukan teknologi. Apakah kita punya teknologinya? Tidak. Perusahaan yang berinvestasi tadi tidak hanya punya modal uang, tapi juga teknologi. Mereka menggunakan segenap energi intelektualnya untuk menciptakan berbagai teknologi itu. Jadi ingat, punya uang saja tidak cukup, tapi diperlukan kecerdasan untuk mengelola sumber daya alam. baca juga :Profil Perusahaan PT Solidberjangka Kalau kita punya uang, kita bisa saja membeli teknologi. Tapi, teknologi tanpa sumber daya manusia hanya akan jadi onggokan besi-besi yang tidak ada manfaatnya. Teknologi memerlukan manusia untuk menggerakkannya. Manusianya istimewa, yaitu yang punya pengetahuan dan keterampilan. Kalau tidak, bukan hanya kita akan rugi karena operasi bisnis jadi tidak efisien, tapi juga sangat berbahaya. Kesalahan pengeboran, misalnya, bisa berujung pada bencana besar seperti semburan lumpur di Sidoarjo itu. Pekerjaan di pertambangan tidak hanya memerlukan pengetahuan dan keahlian, tapi juga keberanian. Pekerjaan ini sangat berbahaya. Bekerja di situ artinya seseorang rela mengambil risiko. Hanya orang-orang dengan dedikasi tinggi yang sanggup bekerja di situ. Perhatikan bahwa mengolah kekayaan alam kita tidak semudah menulis kalimat-kalimat di artikel buletin. Perlu kerja ribuan kali lipat. Kenyataannya, tak banyak yang mau mengambil kerja itu. Tak banyak pengusaha yang punya cukup modal. Yang punya modal belum tentu mau ambil risiko. Yang mau ambil risiko belum tentu bisa membangun teknologi. Yang bisa membeli teknologi belum tentu punya sumber daya manusia yang bisa mengoperasikan. Yang bisa semua siapa? Ya perusahaan asing tadi. baca juga :Fasilitas Layanan Solidberjangka Urusan perusahaan asing yang mengolah sumber daya alam sering dikaitkan dengan pihak asing yang ingin menguasai sumber daya alam kita. Mereka kafir, yang memang ingin selalu mengambil semua kekayaan kita. Padahal sebenarnya dari sisi lain kita juga bisa melihat mereka sebagai pihak yang menolong kita untuk membuat potensi kekayaan kita menjadi kekayaan nyata. Tanpa mereka, emas, minyak, atau apapun yang ada di perut bumi kita tidak punya manfaat apapun. Apakah semua itu akan berubah kalau sistem pemerintahan diganti? Tidak. Itu hanya bisa diubah kalau setiap warga negara mau terus belajar sehingga menjadi sosok cerdas yang menguasai teknologi, juga berdedikasi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dan berbahaya. Hanya dengan cara itulah kekayaan alam kita akan benar-benar kita kuasai dan kita manfaatkan. baca juga :Alasan Anda memilih Kami Solidgold Kalau kita kecewa pada kenyataan bahwa kekayaan alam kita belum sepenuhnya bisa kita manfaatkan, maka solusinya adalah kita bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan lebih berani lagi. Bukan membangun mimpi kosong soal sistem pemerintahan antah berantah. Juga bukan dengan membangun kebencian kepada pihak lain. Apalagi mencari-cari kesalahan pemerintah. Semua itu tidak akan menyelesaikan masalah. Yang menyelesaikannya adalah kerja keras kita. Merdeka memang tidak mudah. Ia memerlukan kerja yang berkesinambungan, cerdas, penuh dedikasi SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Tulisan bertajuk Anak Muda Mental Penjilat ?dipublikasikan Tsamara Amany, Ketua DPP PSI, beberapa waktu lalu. Saya, yang boleh dibilang satu generasi dengan Mbak Tsamara, secara lapang dada akan menerima kritik para sejarawan tentang kebutaan generasi kami atas cerita bangsa sendiri. Sebab dalam tulisan tersebut, Tsamara yang membandingkan kondisi saat ini dengan era jebrol dan koitnya Orde Baru (Orba), 1966, dan 1998 gagal melukiskan sejarah secara faktual dan diakronis.
Selain berkali-kali menggunakan frasa 'Orde Lama', Tsamara menyebutkan bahwa kebebasan anak muda dalam memberi masukan dibatasi pada masa Demokrasi Terpimpin. Tsamara menambahkan bahwa Sukarno mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden seumur hidup. Cerita-cerita yang kami yakini merupakan bagian mutlak dari sejarah, yang ternyata, tanpa kami tahu, hanyalah hafalan propaganda bikinan Orba. Andaikata Tsamara menyematkan kata 'PKI' di belakang singkatan G30S, maka komplit sudah refleksi produk indoktrinasi Soeharto and the gang. baca juga : Solidgold | Waspadai Penipuan Berkedok Rekrutmen Karyawan Angkasa Pura II Selama ini, dalam periodisasi sejarah yang kami pahami, ada satu kurun waktu sebelum tahun 1966 bernama Orde Lama. Kami tak pernah tahu bahwa istilah itu justru disematkan setelah Sukarno turun--atau diturunkan--dari jabatannya. Bahwa Sukarno, dalam pidatonya pada 6 September 1966, justru menganggap zaman pra kemerdekaan itulah yang disebut dengan orde kolonial. Orde kapitalis. 'Orde lama'. Masa setelah kemerdekaan, itulah orde baru. Kami tak pernah tahu bahwa Orde Lama adalah nama yang dipilihkan Soeharto. Frasa itu digunakannya di setiap kesempatan, lengkap dengan doktrin bahwa Orde Lama menyelewengkan segala hal: Pancasila, cita-cita perjuangan, cita-cita kemerdekaan, cita-cita rakyat, dll, dsb. Pokoknya Orde Lama itu, sesuai namanya, kuno; tua; usang! baca juga :Solidberjangka | Memahami Modus Operandi Dan Cara Kerja Penipuan Selalu, kami dijejali narasi bahwa era Demokrasi Terpimpin sama kelamnya dengan Orde Baru. Kami menganggap, diangkatnya Sukarno sebagai presiden seumur hidup mengukuhkan bukti bahwa Sukarno dan Soeharto sama-sama diktator. Saking melekatnya stigma itu, kami--bahkan seorang ketua DPP sebuah partai sekalipun--seringkali lupa bahwa Sukarno tidak pernah mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden seumur hidup. Chaerul Saleh, AM Hanafi, dan Kolonel Suhardiman melalui Ketetapan MPRS-lah yang mengangkatnya. Bahwa pengangkatan ini adalah upaya membendung kemenangan PKI oleh beberapa tokoh Angkatan 45 dan sayap kanan melalui jalur parlementer, tidak banyak disinggung di ruang kelas. Kalau saja tidak membaca Catatan Seorang Demonstran-nya Soe Hok Gie, mungkin sampai sekarang saya masih menganggap anak muda di era Demokrasi Terpimpin, seperti halnya di era Orde Baru, tak diberi tempat dalam politik. Kami membayangkan sistem Demokrasi Terpimpin Sukarno, meminjam istilah Tsamara, "membuat anak muda tak bisa dengan leluasa memberikan masukan". Pada masa Demokrasi Terpimpin, kebebasan pers mengalami dekadensi. Media yang dianggap Nekolim (neokolonialisme dan imperialisme) dibreidel. Partai-partai politik dikubur. Sukarno adalah pemimpin narsis dan anti-kritik. Titik. baca juga :PT Solidberjangka | Kenali Ciri – Cirinya Penipuan Investasi Yang kami tidak tahu, gerakan politik pemuda justru sangat dinamis pada era Demokrasi Terpimpin. Rupa-rupa gerakan politik mahasiswa dari berbagai spektrum ideologi lahir di era ini. Ternyata, sejak awal, anak muda selalu punya tempat dalam politik dan satu-satunya rezim yang menutup rapat gerakan politik pemuda adalah Orde Baru. Menengok catatannya Gie, setidaknya saat Angkatan 66 mulai menggempur Sukarno dan menteri-menterinya melalui demonstrasi, mereka tidak dibunuh, dihilangkan, atau dibui tanpa diadili. Kami tidak tahu bahwa Sukarno turut memantik suluh pergerakan pemuda melalui jargon-jargon semacam 'revolusi belum selesai'. Yang kami tahu hanyalah suluh itu membakar Sukarno sendiri melalui Tritura. Bagian ini sepertinya tidak perlu saya uraikan, Tsamara dan buku-buku sejarah cetakan Orba sudah memuatnya. baca juga :Solidgold Berjangka | Pengandaan Uang Berujung Penipuan Contoh-contoh dalam tulisan Tsamara itu jika ditarik hingga masa pra kemerdekaan dan masih ditulis oleh kami, generasi yang menelan sejarah sintetis, tentu akan menjadi bukti keberhasilan propaganda Orba yang sempurna. Kami akan menulis peranan golongan muda dalam kemerdekaan Indonesia, yakni Chairul Saleh, Soekarni, Wikana, Adam Malik, dan pemuda lainnya. 'Pemuda lainnya'. Sebab dalam ingatan kami, tak ada tempat untuk nama DN Aidit yang justru menggagas sebuah pertemuan setelah ia mendengar kabar menyerahnya Jepun pada Sekutu dan mengusulkan Sukarno sebagai Presiden Indonesia. Oleh sebab itu, yang paling kami ingat dari Aidit hanyalah statusnya sebagai Ketua CC PKI terakhir. Juga kalimat "Djawa adalah koentji!" dalam propaganda lain yang efeknya tak kalah dahsyat: Pengkhianatan G30S/PKI. baca juga :PT Solidgold Berjangka | Penipuan Modus Umroh Akhir kata, seperti Tsamara, saya pun ingin meminjam sajak legendaris Wiji Thukul, tapi dengan sedikit permak di sana-sini. Kira-kira begini: Apabila propaganda direproduksi tanpa dibenahi / Sudut pandang berbeda dilarang tanpa alasan / Dibodoh-bodohi sejarah sintetis dan doktrin baheula / Maka hanya ada satu kata: Lawan! SOLID BERJANGKA | KOMANDAN SESKOAL SERUKAN KERJA SAMA INTERNASIONAL HADAPI UNMANNED SYSTEM DI LAUT14/8/2018 SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, ST, MSc, DESD, menyampaikan pandangan terkait kerja sama maritim di masa mendatang. Hal itu ia ungkapkan dalam kesempatan menjadi pembicara utama forum internasional Ikatan Pertahanan Indonesia-Australia (IKAHAN) pada Senin 13 Agustus 2018 di Hotel Fairmont.
BACA JUGA :PT Solidgold Berjangka Glosarium Laksda Amarulla mengatakan, konsep kerja sama maritim ke depan sangat dipengaruhi dinamika lingkungan strategis wilayah perairan Asia Tenggara dan perkembangan teknologi, terutama penggunaan Unmanned System di laut. Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Unmanned Surface Vehicle (USV), dan Unmanned Sub-Surface Vehicle (USSV) sendiri telah digunakan oleh berbagai angkatan laut di kawasan Indo-Pasifik. Di sisi lain, hukum laut internasional yang ada belum mengatur sama sekali bagaimana kapal perang dan coast guard harus bereaksi menghadapinya. BACA JUGA :Solidgold Berjangka Loco London Gold Dalam kesempatan sama, Kepala Staf Angkatan Laut Australia Vice Admiral Michael Noonan juga menyampaikan pandangan Royal Australian Navy (RAN) ke depan, sesuai tajuk 'TNI AL-RAN Shared Maritime Interests, Opportunities, and Challenges'. BACA JUGA :PT Solidberjangka Transaksi Sistem Online Pada sesi diskusi, peserta forum sangat antusias membahas berbagai peluang kerja sama maritim di masa mendatang. Tidak saja antar-Angkatan Laut, tetapi juga dengan Angkatan Udara dan komponen lain yang berwenang di laut. Forum internasional ini dihadiri sebanyak 70 peserta yang terdiri dari para alumni pendidikan di Australia dan di Indonesia. BACA JUGA :Solidberjangka Transaksi Online Snapshot Hadir pula Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan, mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia, Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat, mantan Kabakamla Laksdya TNI Dr D.A. Mamahit, MSc, dan beberapa perwira tinggi serta perwira menengah TNI lainnya dan mahasiswa dari Universitas Pertahanan. BACA JUGA :Solidgold Peraturan Transaksi Online Berbagai peluang kerja sama maritim juga sempat disinggung untuk menjadi kajian Pusat Kajian Maritim (Pusjianmar) Seskoal sebagai rekomendasi untuk pemerintah. SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Teknologi Informasi (BAKTI) mengerahkan telepon satelit dalam mendukung akses telekomunikasi yang mengalami kendala di wilayah gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Disebutkan BAKTI akan menambah 21 unit telepon satelit untuk mendukung koordinasi penanganan di Lombok. Pada Senin (13/8) akan ada 11 unit telepon satelit yang dikirimkan ke Lombok oleh BAKTI, sementara sisanya akan menyusul pada Rabu (15/8). baca juga :Legalitas PT Solidgold Berjangka Sebelumnya BAKTI telah menambah dua unit VSAT Portable dan dua akses internet kabel fiber untuk digunakan dalam penanganan bencana gempa bumi. Dua unit VSAT dipasang di Posko Kantor Lurah Lingsar dan Posko BNPB di Kabupaten Lombok Utara. Sedangkan akses internet kabel fiber digunakan di media center dan Posko Loloan Kecamatan Bayan. Adapun sembilan unit VSAT Portable yang disediakan oleh BAKTI Kominfo sejak tanggal 3 Agustus 2018 masih bisa beroperasi dan digunakan untuk mendukung pos koordinasi penanganan bencana. baca juga :Visi Dan Misi Solidgold Berjangka Dijelaskan bahwa VSAT Portable itu ditempatkan di Posko Madayin, Sembalun, BNPB Lombok Utara, Kantor Bupati Lombok Utara, Desa Mentareng, Desa Obel-Obel, Sankareang, Sambik Elen, Bayan dan Desa Pamenang masih bisa beroperasi dan digunakan untuk mendukung koordinasi penanganan bencana. Kementerian Kominfo juga telah memfasilitasi Posko Media Center di Lapangan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan para wartawan untuk membantu tugas jurnalistik mereka. baca juga :Profil Perusahaan PT Solidberjangka Kondisi Terkini Jaringan Telekomunikasi Seperti diketahui, sejak seminggu yang lalu, gempa berkekuatan 7 skala Richter(SR) di Lombok berdampak terhadap 835 dari 944 base station 2G, 3G, dan 4G yang kini dikatakan sudah pulih dan bisa digunakan dalam melayani kebutuhan telekomunikasi. baca juga :Fasilitas Layanan Solidberjangka Hingga Minggu siang ini, terdapat 109 base station yang masih belum digunakan. Pemulihan base station yang terkendala karena pasokan listrik dan distribusi BBM untuk genset terus diupayakan. Base station di Gili Meno sudah bisa digunakan kembali setelah dilakukan penggantian receiver modul. Di Bayan dan Sembalun Lombok Utara, base station kembali bisa digunakan setelah didukung pasokan listrik dari genset portabel yang disiapkan oleh operator telekomunikasi. Satu unit mobile BTS juga dioperasikan di Tanjung Teros, Lombok Utara. baca juga :Alasan Anda memilih Kami Solidgold Upaya operator telekomunikasi untuk pemulihan layanan dilakukan pula dengan cara mobilisasi radio power ke Lombok Utara. Selain itu, operator telekomunikasi juga melakukan integrasi jaringan yang menghubungkan pulau lain agar bisa tetap memberikan layanan telekomunikasi kepada pelanggan seluler di Lombok dan Bali. Perbaikan base station ke beberapa daerah terdampak relatif parah karena gempa bumi, belum bisa dilakukan karena pertimbangan keselamatan dan keamanan yang ditetapkan pihak berwenang. PT SOLID GOLD BERJANGKA | PERSOALAN PEMBAYARAN ELEKTRONIK HAMBAT PERKEMBANGAN STREAMING MUSIK10/8/2018 PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Maraknya internet membuat cara orang mendengarkan musik berganti. Penurunan penjualan musik secara fisik disinyalir menyebabkan turunnya pendapatan artis.
baca juga :Solidgold Musisi dan produser Once Mekel melihat hal tersebut dari sudut pandang lain. Baginya, salah satu hal yang menjadi persoalan dari dijualnya musik secara streaming adalah belum siapnya Indonesia dalam menggunakan uang elektronik. baca juga :Solidberjangka "Memang (perubahan cara mendengarkan musik) itu bukan hanya di Indonesia, di seluruh dunia juga begitu. Tapi di negara maju tetap bisa berjalan ketika orang-orang sudah bisa melakukan pembayaran dengan teknologi baru dengan melakukan electronic payment. Sedangkan masyarakat kita belum terbiasa melakukan pembayaran elektronik," ungkap Once Mekel saat ditemui di Cilandak, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Untuk membeli atau berlangganan musik secara streaming, pengguna memang harus membayarnya menggunakan pembayaran elektronik. Ada beberapa layanan yang mensyaratkan pembayaran kartu kredit atau debit untuk dapat menikmati layanan streaming, baca juga :Solidgold Berjangka Sayangnya tidak semua penikmat musik memiliki kartu kredit atau debit. Hal ini menjadikan penggemar musik mencari alternatif mendengarkan musik yang lain ketimbang harus membelinya. "Jadi sekarang kita menunggu era baru dimana banyak transaksi elektronik, sehingga akan ada banyak pembelian musik secara digital," ujar Once. baca juga :PT Solidberjangka Namun rupanya menurut Once, selain hal-hal di luar musik, adapula alasan lain di dalam industri yang dapat membuat musisi memperoleh porsi yang kecil dari musik yang ia hasilkan. baca juga :PT Solidgold Berjangka "Memang ada pihak-pihak yang terlalu spekulan dalam bermusik, jadi musisi mendapatkan porsi yang sangat sedikit. Tapi sebenarnya persoalan ini sudah ada dari dulu. Makanya sekarang (saat menjadi produser) saya selalu berpegangan, siapa yang bekerja keras, siapa yang berkarya, dia yang harus dapat paling banyak," tutur Once. |
OFFICIAL WEBSITE
|