PT Solid Berjangka Makassar – Jakarta, CNBC Indonesia - Turki sudah resmi resesi. Meski masuk dalam kupulan negara-negara G20, yang memiliki PDB terbesar di dunia, Turki tidak bisa menghindar dari krisis ekonomi. Kali ini ada negara G20 lain yang benar-benar terancam momok yang sama. Jerman, penguasa ekonomi Eropa, sudah mulai bersiap dengan risiko terburuk resesi. Kemungkinan bagi ekonomi Jerman untuk jatuh ke dalam resesi mencapai hampir 60%. Demikian menurut indeks bulanan yang diterbitkan pada hari Kamis (12/9/19) oleh Macroeconomic Policy Institute (IMK). Indeks yang dihasilkan oleh badan riset ekonomi swasta itu menyebut risiko resesi Jerman telah naik menjadi 59,4%, dari 43% pada Agustus. Ini adalah proyeksi risiko resesi tertinggi bagi ekonomi terbesar Eropa itu sejak musim dingin 2012/2013. Ekonomi Jerman telah melemah karena sektor manufaktur yang bergantung pada ekspor terus mengalami perlambatan. Itu terjadi akibat perang dagang dan ketidakpastian terkait dengan rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Dua kekacauan ini telah menghambat permintaan ekspor Jerman. Oleh karenanya pemerintah Jerman telah diharapkan untuk memberikan stimulus ke dalam perekonomiannya yang kembali menyusut pada kuartal kedua. Resesi di sektor manufaktur juga dikhawatirkan dapat menyebar ke sektor lain, dan merusak pasar tenaga kerja yang kuat, yang sejauh ini telah mendukung konsumsi dan memberikan dorongan bagi perekonomian. "Harapan bahwa permintaan domestik dapat menyelamatkan Jerman dari resesi semakin memudar," kata Sebastian Dullien dari IMK. "Ini meningkatkan tekanan pada Bank Sentral Eropa (ECB) untuk lebih melonggarkan kebijakan moneter,". Karena pertumbuhan ekonomi melambat di zona euro, ECB berjanji untuk mengumumkan lebih banyak stimulus setelah mengadakan pertemuan pada hari Kamis. Indeks IMK, yang mengukur risiko resesi selama periode tiga bulan, memperhitungkan data ekonomi yang lemah seperti jatuhnya pesanan industri dan produksi industri, serta menyusutnya penawaran dan sentimen bisnis yang suram. Indeks ini juga memperhitungkan risiko lainnya seperti kemungkinan Brexit yang tanpa kesepakatan (no-deal) dan kelemahan di sektor otomotif Jerman yang dihantam oleh peraturan emisi yang lebih ketat dan peralihan yang mahal ke mobil listrik. Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia (IfW) mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya memperkirakan ekonomi akan menyusut 0,3% pada kuartal ketiga. Itu berarti secara teknis resesi akan terjadi.
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|