PT Solid Berjangka Makassar – Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia sempat berbalik menguat di pasar spot pada perdagangan kemarin. Padahal emas sedang tertekan karena pasar keuangan sedang dilanda sentimen positif. Pada Kamis (12/9/2019) pukul 13:51 WIB, harga emas berada di US$ 1.501,07/troy ons. Naik tipis 0,05% dibandingkan hari sebelumnya. Sejak pagi, harga emas melemah dan masih berada di bawah US$ 1.500/troy ons. Namun perlahan sang logam mulia berhasil kembali ke zona hijau. Salah satu sentimen yang sentimen positif di pasar keuangan dunia adalah hubungan Amerika Serikat (AS) dan China kian mesra. Setelah China yang disebut belakangan menghapus pengenaan bea masuk untuk importasi 734 produk AS di antaranya daging sapi, daging babi, kedelai, dan tembaga. Secara teknikal, pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau). Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram sudah di wilayah negatif. Emas terlihat mulai kekurangan momentum untuk menguat untuk jangka menengah. Pada time frame 1 jam, emas bergerak di atas MA 8 dan MA 21, serta di bawah MA 125. Indikator stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought). Emas saat ini masih tertahan di bawah level psikologis US$ 1.500/troy ons. Melihat indikator Stochastic yang overbought, logam mulia ini berpeluang kembali melemah selama tidak menembus US$ 1.500/troy ons. Jika emas kembali bergerak turun, maka akan membentuk pola double top dengan neckline berada di level US$ 1.490/troy ons. Penembusan konsisten di bawah level tersebut akan membawa emas turun menguji level US$ 1.484 hingga US$ 1.480/troy ons. Peluang ke area US$ 1.476 menjadi terbuka jika mampu menembus US$ 1.480/troy ons. Sementara jika mampu menembus ke atas US$ 1.500/troy ons, emas berpeluang naik ke US$ 1.506/troy ons. Resisten (tahanan atas) selanjutnya berada di kisaran US$ 1.512/troy ons, dan US$ 1.516/troy ons. Sementara itu, hubungan dagang AS-China mulai mesra setelah beberapa produk impor dari AS senilai US$ 50 miliar yang kena bea masuk sejak Juli tahun lalu akan dihapus China. Namun pembebasan bea masuk ini harus diajukan oleh pengusaha, yang harus membuktikan bahwa mereka memang terkena dampak perang dagang. "Mereka (China) pernah membuat sejumlah kebijakan yang cukup baik. Saya rasa ini gestur yang baik. Namun yang sekarang adalah langkah besar," kata Trump, seperti diwartakan Reuters. Semestinya perkembangan ini menjadi sentimen negatif bagi emas yang berstatus sebagai aset aman (safe haven). Saat situasi sedang kondusif, investor memang lebih memilih aset berisiko yang mendatangkan cuan lebih banyak. Namun nyatanya emas malah masih bisa membukukan kenaikan harga. Sebab, ada sentimen lain yang suportif yaitu penantian investor terhadap hasil rapat European Central Bank (ECB) pukul 18:45 WIB dan konferensi persnya pukul 19:30 WIB. Melansir laporan Reuters, para trader melihat adanya probabilitas sebesar 72% ECB akan memangkas suku bunga sebesar 20 basis poin (bps). Beberapa analis juga memprediksi bank sentral pimpinan Mario Draghi ini akan kembali mengaktifkan program pembelian aset yang dikenal dengan quantitative easing (QE). Baik pemangkasan suku bunga maupun QE akan menambah likuiditas di pasar dan berpotensi menaikkan inflasi. Emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi, sehingga pemangkasan suku bunga dan QE akan berdampak positif bagi emas. Selain itu, pengumuman kebijakan moneter ECB akan memberikan gambaran kebijakan yang akan diambil bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Kamis pekan depan. Jika ECB menggelontorkan stimulus secara agresif, maka ada kemungkinan The Fed juga akan agresif, yang tentunya semakin menguntungkan bagi emas. (hps/hps)
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|