SOLID GOLD BERJANGKA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan pada harga beras pada November 2016 untuk semua jenis, baik premium, medium, dan rendah. Sementara penjualan gabah tingkat petani mengalami kenaikan.
“Beras bulan November baik premium, medium, dan kualitas rendah rata-rata semua naik harga. Premium naik 1,37%, medium naik 0,77%, sedangkan kualitas rendah naik 0,4%,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo di kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (1/12/2016). Ia menyebut pada November 2016 rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp 9.257 per kg atau naik sebesar 1,37% dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.050 per kg naik sebesar 0,77%. Sedangkan harga rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp 8.632 per kg atau naik sebesar 0,4%. Sementara itu, sepanjang November 2016 rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 4.574 per kg atau naik 0,41% dan di tingkat penggilingan Rp 4.660 per kg atau naik 0,37% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Oktober 2016. Rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) di petani Rp 5.325 per kg atau naik 0,26% dan di tingkat penggilingan Rp 5.426 per kg atau 0,23%. “Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp 4.122 per kg atau naik 0,28% dan di tingkat penggilingan Rp 4.225 per kg atau naik 0,31%,” kata Sasmito. Kenaikan harga beras pada bulan November ini harus diwaspadai terjadi kenaikan harga beras di bulan Desember nanti. Ia memprediksi harga beras akan naik pada Desember nanti jika terjadi kenaikan di harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani. “Harus diwaspadai di Desember adalah kenaikan harga beras di Desember. Kalau misal itu naik hasilnya serupa bahwa di November harga gabah naik, kalau yang kita pikirkan harga gabah naik di November, Desember bisa naik,” ungkapnya. Berdasarkan transaksi penjualan gabah di 23 provinsi selama November 2016 ada 1.571 transaksi yang didominasi gabah kering panen (GKP) 67,6%, gabah kualitas rendah 20,24%, dan gabah kering giling (GKG) 12,16%. Dari jumlah transaksi yang dikirim dari tempat penggilingan ke pedagang grosiran dan ke pedagang eceran yang dikirim pada November, maka diprediksi akan terjadi kenaikan pada Desember. “Naik di bulan November paling banyak ditransaksikan nanti dari penggilingan di jual ke grosiran terus ke eceran, transaksinya mungkin keterima di kita itu di Desember yang harus di waspadai,” kata Sasmito. Sementara itu harga beras grosir 0,15% dan harga beras eceran naik 0,24% pada November. Menurut Sasmito para pedagang tidak terlalu mengambil keuntungan yang banyak dari penjualan beras tersebut. “Nampaknya pemain beras tidak menunjukkan aktivitas mengambil abnormal profit karena kita pantau terus tiap bulan,” kata Sasmito. Kunjungi Juga : Solid Gold
0 Comments
Leave a Reply. |
OFFICIAL WEBSITE
|